Agar tanaman dapat memberikan hasil, harus diketahui oleh pelaku utama akan kebutuhan nutrisi tanaman tersebut. Setiap jenis tanaman, mempunyai kebutuhan dan usapan hara berbeda, sesuai tujuan tanaman itu di tanam.
Setiap jenis tanaman, memiliki kebutuhan berbeda sesuai jenisnya. Dan harus diberikan sesuai umur dan takaran yang tepat, agar tanaman dapat bertumbuh dan memberikan hasil yang diharapan.
Tanaman dapat tumbuh dan memberikan hasil, itu karena unsur-unsur pendukung bagi tanaman, tersedia. Untuk tanaman hidup, membutuhkan nutrisi yang cukup. Nutrisi untuk tanaman, ada yang telah diproduksi khusus, ada yang tersedia melalui tanaman itu sendiri setelah melalui pengolahan oleh mikroba.
Batok kelapa (lapisan luar dan dalam) merupakan tanaman sumber bahan baku POC Mandiri, juga dapat diolah menjadi media tanam yang baik bagi tanaman. Sabut kelapa, sebagai media tanam, mampu mengikat dan menyimpan air yang kuat dan menjaga drainase serta mengandung nutrisi kalium untuk tanaman.
Nutrisi dari batok kelapa setelah diurai melalui pengomposan (menurunkan kadar senyawa fenolik dan tannin dalam debu kelapa) mengandung: Nitrogen (N), Phospat (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), Besi (Fe), Magnesium (Mn), Tembaga/Curpum (Cu), Seng (Zn), dan Aluminium Al.
Tulisan ini akan menguraikan salah satu brangkasan tanaman yang banyak mengandung kalium, yaitu sabut kelapa. Penulis mengurai sabut kelapa, karena brangkasan ini banyak terbuang di hamparan dan warung penganan Batok Kelapa), yang ada di wilayah kerja penulis sebagai penyuluh pertanian.
Sabut Kelapa
Sabut Kelapa, merupakan brangkasan limbah setelah materi pokok yaitu daging dan air diambil. Setelah diambil daging (kelapa muda dan kopra) dan air (kelapa muda), maka brangkasan akan menjadi sampah, alias penghuni tempat sampah.
Dari bahan yang akan menghuni tempat sampah inilah, penulis berupaya untuk memberdayakan kembali brangkasan kelapa ini, menjadi potensi baru sebagai sumber kalium bagi tanaman (sesame mahluk lain), agar memberikan hasilbaik bagi petani.
Brangkasan pasca kelapa muda dan kopra, dapat diolah menjadi pupuk untuk subtitusi Kalium bagi tanaman. Dari literature yang sempat dibaca penulis, bahwa batok kelapa utuh, tebalnya sekitar 5 sampai 6 cm, tergantung varietasnya. Kandungan kalium sekitar 10,25 persen. Sehingga sangat baik, bila itu dikembalikan dalam tanah sebagai sumber Kalium (insitu).
Batok kelapa, secara kimiawi, memiliki selulose, lignin, asam pirolat, gas, arang, tar, tannin dan kalium. Kelapa mengandung serat tinggi dan dapat menghasilkan sekitar 0,4 kg daging kelapa, sesuai jenis dan varietasnya.