Dari kacamata kompetitifnya bursa transfer maka  sah-sah saja apa yang dilakukan oleh Manchester City. Declan Rice dan West Ham boleh dan berhak saja memilih dan menolak tawaran mana yang paling tepat untuknya.
Akan tetapi dari segi kebutuhan strategi dan kualitas yang sudah dimiliki, maka Manchester City memang "kurang sopan". Pertanyaan sederhananya adalah Declan Rice didatangkan untuk apa, ketika kualitas skuad Manchester City sudah cukup dalam.
Okay, Ilkay Gundogan sudah memutuskan untuk pergi dan bergabung dengan Barcelona, tetapi bukankah lubang itu akan diisi dengan Matteo Kovacic yang didatangkan dari Chelsea.
Bahkan kompatriot Rice di Timnas Inggris, Kalvin Phillips yang didatangkan dengan banderol yang tak murah dari Leeds United musim lalu, Â masih ada di bangku cadangan Manchestr City.Â
Selain Phillips sebenarnya City masih mempunyai Cole Palmer atau Phil Foden yang bisa dimainkan di tengah, di posisi yang ditinggalkan Gundogan.
Kedua, soal rencana mendatangkan Josko Gvardiol, bek tengah Timnas Kroasia yang bermain di RB Leipzig. Jika anda menonton gelaran Liga Champions dan melihat kokohnya lini belakang Manchester City, maka anda mungkin akan setuju bahwa Josko Gvardiol bisa tidak diperlukan.
Di belakang ada Ruben Diaz, Nathan Ake, Manuel Akanji dengan cadangannya adalah bek timnas Spanyol, Aymeric Laporta, Kyle Walker, Sergio Gomez dan John Stones yang dimainkan di tengah.
Akan tetapi kegilaan dan "kurang sopan" Manchester itu berlanjut. Â
Kabarnya Joseph Guardiola sudah meyakinkan manajemen bahwa mereka siap menebus banderol mahal Gvardiol yang kabarnya mencapai 110 juta euro, yang jika dirupiahkan mencapai kira-kira 1,81 Triliun. Gila.
Jika ini terjadi, maka jumlah tersebut akan memecahkan rekor harga Harry Maguire, lord Mancheter United yang ditebus dengan 91,5 juta euro.
Jika kedalaman pemain sudah cukup, maka untuk apa kedatangan Gvardiol yang amat mahal itu? Jawaban singkatnya adalah memang Manchester City lagi ingin "kurang sopan".