Trio yang saya maksudkan adalah Marc Klok, Marselino dan Ivar Jenner, saya menyingkatnya MMI, biar keren seperti MSN di Barca pada zamannya atau BBC di Juventus pada zamannya juga.
Trio lini tengah yang patut mendapatkan pujian di balik kekalahan atas Argentina tersebut.
Trio ini jelas tercipta atau hadir by design. Coach Shin Tae-yong sudah sejak lama mendamba trio lini tengah yang lebih kuat, dan tentu saja memahami gaya permainan yang diinginkannya.
Jika kita perhatikan, selama ini gelandang yang menjadi kesayangan STY yang berarti sering dimainkannya adalah Marselino Ferdinan dan Marc Klok. Duo ini berusaha dipadu padan oleh STY dengan beberapa gelandang.
Sebut saja tiga nama, Ricky Kambuaya, Rahmad Irianto, dan terakhir, Yakob Sayuri. Trio Marc Klok, Marselino Ferdinan, dan Ricky Kambuaya sempat menarik perhatian publik, tapi jika ditelisik Ricky Kambuaya jelas bukanlah pemain yang ideal dalam keinginan STY.
Gaya bermain Kambuaya terlalu tanggung. Maksud saya begini. Jika menyerang, maka Kambuaya terlalu ke depan, dan ketika bertahan terlalu ke belakang, ini seringkali membuat jarak antar pemain di lini tengah yang diinginkan STY tidak terjadi karena misposisi tersebut.
Selain itu, harus diakui bahwa setelah tampil hebat di Piala AFF, Ricky Kambuaya nampak menurun. Di level klub, di Persib, bahkan tempat Ricky sering digantikan oleh pemain lain.
Berikutnya ada Rahmad Irianto. Kompleksitas Rahmad masih di bawah Ricky. Alasan kuat Rahmad tidak dijadikan yang utama karena Rahmad terlalu defensif bermain lebih ke dalam.Â
Di gaya bermain seperti ini, Rahmad jelas sama dengan Marc Klok, ini berarti selama Marc Klok masih tampil prima, Rahmad akan tetap berada di bench.
Lalu bagaimana dengan Yakob Sayuri?Â
Yakob adalah "korban" dari uji coba STY untuk mendapatkan gelandang pendamping Klok dan Marselino. Apakah berhasil? Jelas Yakob punya kecepatan, tetapi visi bermain di lini tengah yang bukanlah posisi aslinya, maka Yakob jelas perlu waktu.