Palestina bermain "kasar". Ada dua konotasi yang bisa diartikan dari kata "kasar" ini. Â Pertama, bisa berarti bahwa Timnas Palestina bermain tanpa tedeng aling-aling alias ngotot, atau kedua, Palestina memang berkarakter keras, suka menekel dan tidak peduli jika pemain lawan cedera.
Jika harus memilih, maka saya kira keduanya nampak di lapangan. Palestina nampak menganggap sangat serius laga melawan Indonesia yang bertajuk FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (14/6/2023) malam WIB itu.
Perhatikan saja, sepanjang laga, jarang sekali ada saling beri senyum antar pemain. Salah satu pemain Palestina yang bernama Wadi saja, nampak memprotes keras ketika duel udaranya yang membuat Ricky Kambuaya terkapar dianggap pelanggaran oleh wasit.
Bahkan, pengamatan saya, belum genap 30 menit pertandingan, Palestina sudah membuat 7 kali pelanggaran. Baik itu tekel berbahaya, benturan dan sebagainya.
Duel kasar itulah yang mungkin membuat Shin Tae-yong memilih menarik pemain rentan cedera seperti Dimas Drajad, Marselino Ferdinan dan Ricky Kambuaya untuk lebih cepat keluar dari lapangan, tak lama setelah babak kedua berjalan.
Sebenarnya kengototan Palestina ini sudah Dapat diprediksi. Pelatih Palestina, Makram Daboub menganggap penting laga ini, dan tidak mau dipermalukan tim yang rangkingnya berada jauh di bawah mereka. Sebagai informasi, Palestina berada di peringkat ke-93 sedangkan Indonesia di posisi ke-149 dunia.
"Kami memiliki tujuan di laga ini. Pertama tentu soal rangking FIFA kemudian sebagai bagian dari persiapan menghadapi kualifikasi Piala Dunia di November, jadi laga ini sangat penting melihat pemain kami" kata Makram.
Laga yang Didominasi oleh Indonesia
Tak seperti gambaran di rangking FIFA di atas itu, Makram Daboub dan anak asuhnya dibuat kalang kabut oleh Timnas Indonesia. Setelah di awal babak pertama sempat percaya diri karena menciptakan peluang, sesudah itu Palestina dipaksa lebih banyak bertahan dengan minim peluang.
Hitungan saya, paling tidak ada tiga peluang bersih dari Dimas Drajad (dua peluang) dan Marselino Ferdinan yang seharusnya berujung gol. Sayangnya tendangan Dimas sempat menerpa tubuh kiper Palestina, dan dua tendangan selanjutnya yang dapat dibaca oleh kiper.