Ada beberapa alasan, Pertama, Manchester City dan klub kaya Inggris lainnya, seperti tidak tersentuh dengan persoalan keuangan, dengan transfer gila-gilaan yang dilakukan oleh mereka selama ini.
Terakhir, di bursa transfer Januari yang baru saja usai, klub Chelsea membeli pemain seperti membeli sayur-sayuran di pasar, ketika banyak klub di liga lain seperti sulit untuk makan. Begitu analogi yang saya pikirkan.
Bisa saja, kasus yang dialami City ini memiliki efek domino bagi klub lain. Sangat bisa terjadi, karena jika seorang Sheik Mansour saja tidak bisa membuat kasus ini tertimbun dan tidak muncul di permukaan seperti saat ini apalagi klub yang lain.
Kedua, saya tentu saja akan hilang akal membayangkan apa yang akan terjadi dengan Guardiola dan sederet bintang papan atas di klub itu jika benar didegradasi.Â
Sekali lagi, jika ini harus dibandingkan, maka kasus dan dampak yang terjadi saya kira akan lebih buruk dari Juventus yang pernah degradasi ke Seri B dulu.
Guardiola jelas akan hengkang. Entah ada hubungannya atau tidak, tapi pada Mei 2022 lalu, Guardiola pernah mengatakan bahwa jika ada masalah dengan klub (degradasi dsb), maka Guardiola pasti hengkang. Apakah Guardiola sudah mencium bau bangkai saat itu? Entahlah.
Selain Guardiola, tentu saja tak bisa membayangkan bahwa Haaland, Kevin De Bruyne dan yang lain akan bertahan di klub tersebut. Saya kira akan berbeda dengan Juventus yang masih memiliki pemain yang loyal, saya kira akan hampir mencapai 100 persen pemain akan hengkang.
Mungkin agak kasar, tapi para pemain yang mau bermain di City, bukan karena sejarah, kecintaan atua sebagainya, tapi mayoritas karena pundi uang yang berlimbah yang ditawarkan Sheikh Mansour.
Artinya, City akan berubah kembali menjadi klub semenjana, seperti dahulu. Selama tidak ada kekuatan uang, dan tidak memiliki sejarah yang kuat, City akan terpelanting dengan keras saat ini.
Kita tunggu saja, akan seberapa jauh, dugaan dan dakwaan ini akan berlanjut.
Salam.