Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Memaknai Kalimat "Tangan-tangan Kotor" dari Erick Thohir

15 Januari 2023   20:36 Diperbarui: 17 Januari 2023   09:26 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir untuk mencalonkan diri menjadi calon ketua umum PSSI.(KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi)

Menteri BUMN Erick Thohir akhirnya secara resmi mendaftar untuk menjadi Ketua Umum PSSI mendatang jelang Kongres Luar Biasa yang rencananya akan diadakan pada bulan depan. Arak-arakan mengantar Erick terbilang mengkilap ketika mendaftar di Kantor, PSSI, GBK arena, Senayan, Jakarta, hari ini, Minggu (15/1/2023).

Mengapa "mengkilap" karena Erick diantar oleh para selebritis yang dalam satu atau dua tahun terakhir ikut meramaikan dunia olahraga nasional, terkhususnya sepak bola.

Raffi Ahmad yang adalah pemilik RANS Nusantara FC terlihat terus tersenyum sepanjang seremoni itu. Tak mau kalah, Atta Halilintar (Bekasi City FC) yang sebelumnya mengatakan kapok ikut mengurus sepak bola nasiona, juga terlihat sumringah.

Selain kedua orang tersebut, Kaesang Pangerap (Persis Solo) dan Teddy Tjahjono (Persib Bandung), melengkapi keseriusan dan kemerahan pendafataran tersebut.

Kehadiran generasi yang tergolong muda di blantika persepakbolaan nasional ini membuat Erick Thohir nampak percaya diri, dan tanpa tedeng aling-aling menyatakan keinginannya untuk membuat persepakbolaan nasional menjadi lebih baik.

Perhatikan saja, ketika ditanya wartawan tentang keseriusan dirinya, Erick menjawab dengan begitu tegas tentang keinginannya jika terpilih sebagai Ketum PSSI.

"Apa menurut teman-teman media?Tidak serius? Jadi bongkar-bangkir untuk perbaikan masa depan sepak bola nasional. Kita harus memastikan ke depan jangan ada tangan-tangan kotor di sepak bola Indonesia, kita harus perbaiki ini" kata Erick Thohir.

Menurut saya, frasa "tangan-tangan kotor" ini menarik, apa sebenarnya makna dari frasa ini, ketika Erick serasa tak mampu menahan diri untuk mengatakan frasa menohok ini. Meski ini pertanyaan sulit, saya kira saya dapat menyodorkan beberapa makna di balik pernyataan keras Erick ini.

Pertama, Erick ibaratnya ingin segera memposisikan dirinya seperti pahlawan pembela kebenaran yang siap untuk memberantas kejahatan, bak Batman di Gotham City. "Jualan" awal ini terasa penting, untuk menunjukkan betapa gawatnya kondisi persepakbolaan nasional kita.

Strategi kampanye yang menjadi sudah template, karena dimana-mana begitulah yang dilakukan. Penantang baru, mesti mengatakan bahwa petahana adalah sosok yang menyeramkan, dan perlu ada perubahan. Kampanye yang paling mantap disantap oleh publik, ketika momentumnya cukup tepat.

Maksud saya begini. Momen ketika Liga 2 dan 3 dihentikan, lalu kegagalan di Piala AFF 2022 kemarin, membuat "tangan-tangan kotor" itu menjadi isu yang paling mudah digunakan oleh Erick, bahwa pengurus PSSI adalah yang patut disalahkan dari kegagalan dan kebijakan yang tak populer tersebut.

Di situlah Erick merasa perlu hadir dan berlagak dapat menjadi messiah, apalagi ditambah dengan profil kesibukan hebat seorang Menteri BUMN yang mau turun gunung untuk menjadi Ketua Umum PSSI, adalah sesuatu yang terlihat hebat.

Kedua, Erick secara langsung ingin mengatakan kepada penggiat baru sepak bola tapi sangat potensial seperti Raffi Ahmad cs, bahwa jikalau dirinya menjadi Ketua Umum PSSI, maka iklim investasi di sepak bola akan terlihat lebih baik bahkan akan hebat.

Harus diakui kehadiran Raffi dan Atta memberikan harapan bahwa ada darah segar yang mampu membuat kompetisi sepak bola nasional tidak terlihat monoton, tapi akan menarik disimak dari segi teknis maupun nonteknis.

Apalagi Raffi dan Atta membawa modal besar yang mampu menyulap klub kecil, menjadi dengan cepat berpentasi di Liga 1 dengan polesan-polesan khusus di dalamnya. 

Misalnya, ketika RANS dilaunching, media memuat tentang kehadiran bintang hebat di Rans, seperti Mesut Ozil dll, meski pada akhirnya yang datang adalah Ronaldinho Gaucho dalam kelas eksibisi saja.

Akan tetapi, ini potensial. Penikmat bola, menilai ini seperti oase, bahwa sepak bola nasional dapat dikemas dengan menarik, bernuansa entertain sehingga memberikan sajian yang lebih menarik untuk dinikmati.

Di sinilah, Erick pasti akan didukung. Generasi muda akan melihat kesegaran-kesegaran baru yang akan terus lahir, dari kepemimpinan Erick nantinya.

***

Pertanyaannya adalah apakah benar demikian yang akan terjadi di tangan Erick? Saya kira masih terlalu prematur. Saya setuju bahwa secara profil, Erick amat menjanjikan, tetapi saya masih ragu apakah di dalam kepemimpinan Erick, sepak bola nasional akan sekejap disulap menjadi lebih baik.

Selain itu, jika harus jujur, nuansa politiknya masih terlihat kental. Jabatan Ketum PSSI tidak akan terlepas daripada itu, karena menyedot perhatian dan massa yang besar, apalagi menjelang perhelatan pesta pemilu 2024.

Iwan Bule cs, memang terlihat tidak sempurna, tapi tidak telihat terlalu buruk juga. Lihat saja, keputusan memilih Shin Tae-yong, lalu melahirkan penampilan timnas yang menghibur dan menjanjikan ketika kompetisi sempat dihentikan karena Covid-19 adalah ujian yang dilewati dengan cukup baik.

Meski pada akhirnya berujung tak manis, karena beberapa anggota Exco menarik perhatian dengan tingkah tak populer serta keputusan tak biasa dengan menghentikan Liga 1 dan Liga 2.

Artinya, pernyataan Erick masih terlalu dangkal, perlu lagi ada cerita tentang mimpi tentang PSSI yang lebih baru dan menjanjikan daripada bicara "tangan-tangan kotor", karena calon yang lain seperti La Nyala Mataliti juga mengatakan hal yang sama. Tak ada yang beda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun