Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Kong, Gong Xi Fa Cai dan Mau Ditipu Lewat WA

1 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 1 Februari 2022   11:47 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga. (PEXELS/ANGELA ROMA)  via Kompas.com

Apakah saya tidak tertarik menggoda adik Kong? Tentu saja iya, saya masih normal, tetapi bagi saya kepercayaan itu sangat penting. 

Lagian bagi saya Kong itu adalah orang yang inspiratif bagi saya.

Meski beretnis tionghoa, Kong bukanlah orang China yang sangat kaya, konglomerat dan sebagainya. Keluarga mereka hanyalah memiliki sebuah rumah makan kecil di pinggiran kota, dimana menjadi tempat perhentian para supir bus luar kota untuk mampir makan.

Karena itulah orantuanya menginginkan Kong berkuliah di teknik dengan harapan lain, bisa menjadi kontraktor atau apalah.

Tertatih-tatih kuliah, bahkan hampir disebut legend bersama saya di kampus, ayahanda Kong meninggal dunia. Almarhum ayahnya memang yang paling mendorong Kong agar segera wisuda sarjana teknik.

Kong goyah, apakah dia harus menyelesaikan kuliah atau tidak. Rumah makan di luar kota ditutup dan mereka harus berpindah ke kota dan tentu membutuhkan banyak biaya.

Di tengah kekalutan itu, ibunya mendorong agar Kong menyelesaikan kuliah, demi bapaknya. 

Tapi karena ekonomi keluarga mulai terguncang, Kong juga mesti memulai usaha baru, yakni toko roti. Karena tak punya tempat yang layak untuk dijadikan toko, Kong memulainya dengan menitipkan roti di beberapa toko.

Di saat itulah, saya bersama Kong, untuk membantu menyelesaikan skripsinya. Kebetulan saya sudah lebih dulu satu semester menyelesaikan kuliah. Kong mesti wisuda. Begitu semangat kami, teman-teman untuk Kong.

Menjelang toko akan tutup, saya dan Kong akan pergi ke toko itu, untuk mengambil roti-roti yang sudah hampir kadaluarsa untuk diganti. 

Cukup lama Kong melakukan itu, dan saya melihat kegigihannya. Tak pernah malu, yang dia tahu, dia perlu melakukan itu karena dia adalah pengganti kepala keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun