Di laga pertama menghadapi Timor Leste, bisa disebut ada tiga pemain yang dianggap coach Shin Tae-yong bermain buruk. STY tidak menyebutnya secara gamblang, tetapi pergantian pemain di awal paruh kedua menggambarkan hal itu dengan begitu jelas. Tiga nama itu adalah Edo Febriansyah, Ramai Rumakiek dan striker Dedik "Drogba" Setiawan.
Saya akan sedikit lebih banyak membahas penampilan Dedik. Bagi saya, Dedik bukan pemain atau striker yang buruk. Apalagi seperti pendukung Arema, saya kira harapan terhadap potensi Dedik membuat julukan Droba itu tetap dan masih akan terus melekat.
Akan tetapi harus diakui, penampilan buruk Dedik kemarin, bukanlah yang pertama. Di Piala AFF 2020 dapat dikatakan bahwa Dedik juga tampil tidak memuaskan, meski bukan Dedik seorang tapi semua striker timnas tidak satupun yang nampaknya memuaskan Shin Tae-yong.
Lalu mengapa Dedik dipilih terus oleh STY menjadi starter? Kompasianer senior nan humoris, Pebrianov dalam tulisannya, Â sempat menyebut bahwa ini karena tuntutan peran dari STY untuk Dedik.
Jika saya tidak salah menginterpretasi, ditulisan itu disebutkan bahwa Dedik memang tidak ditugaskan oleh STY untuk mencetak gol, tapi untuk menarik perhatian pemain belakang lawan.Â
Meski sempat terkesan tidak serius tulisan itu, tapi bisa saja ini rasional juga. Walau saya mesti mengatakan bahwa seorang striker apapun perannya, semestinya dapat mencetak gol.
Dedik jelas bukan saja tidak mampu menciptakan gol, memanfaatkan umpan matang saja pun sulit.
Di tulisan saya berjudul "Shin Tae-yong Naik Pitam, tapi Bukan Salah Pemain Saja", saya berusaha memberikan perspektif yang berbeda dan lebih adil dari sekedar mengatakan bahwa Dedik seorang striker yang buruk bagi timnas.
Saya memberi saran agar STY bisa mengubah pola permainan untuk memaksimalkan peran seorang Dedik. Sederhananya adalah pola 4-3-3 bisa dicoba dengan dua striker, 4-4-2 atau 4-3-1-2. Artinya, dicoba, jika tidak bisa menjadi striker tunggal carikan teman duet, bisa saja lebih baik penampilan Dedik.
Akan tetapi menurut saya ini bukan pilihan yang mudah dan tepat saat ini, karena mengubah taktik seperti itu, dapat mengubah ruh tim yang memiliki kekuatan di sektor sayap. Akan sulit sekali dilakukan.