Bayangkan saja jika itu terjadi, konteks dream team akan lebih mudah dan lebih cepat dilaksanakan di Timor Leste sana.
Ketiga, koneksi dengan negara yang memiliki kedekatan historis seperti Portugal dan Brasil. Dalam tulisan saya berjudul "Belajar dari Naturalisasi Gagal Timor Leste", saya menemukan begitu banyak orang Brasil dan Portugal di timnas Timor Leste beberapa tahun lalu, sebelum dianulir karena ketidasahian dokumen.
Saya kira ini karena kedekatan historis dan tentu saja berarti hubungan bilateral yang mudah dengan kedua negara tersebut.Â
Ini berarti peluang terjadinya naturalisasi dapat dilakukan lagi, baik naturalisasi murni, atau faktor dan garis keturunan. Jika ini berjalan lebih baik dari sebelumnya, maka bisa menyulap timnas Timor Leste menjadi lebih kuat.
Selain dari naturalisasi, koneksi seperti sister city juga bisa menaikkan kualitas sepakbola di Timor Leste. Sepertinya sudah dimulai.
Misalnya nama Carsae FC, klub di Tiles sana sudah berubah menjadi Boavista menyerupai nama klub di Portugal dan Brasil sana. Bisa saja ini berarti ada diskusi selanjutnya tentang pola pembinaan atau soal kualitas yang lebih baik.
Jika ketiga hal ini bisa berjalan, niscaya mimpi bahwa timnas Timor Leste bisa lebih baik dari Indonesia bisa terjadi. Kecuali, ketiga faktor pendukung ini diintervensi oleh penyakit non teknis seperti kepentingan politik sesaat dan korupsi dalam pembinaan sepakbola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H