Inilah yang membuat banyak klub elit menggoda Vlahovic, dan terakhir meruncing ke dua klub yakni Arsenal dan Juventus.
Para pendukung Fiorentina bahkan sudah bermimpi bahwa Dusan Vlahovic adalah titisan Gabriel Batistuta, sang legenda, juru gedor tajam yang pernah dimiliki oleh La Viola.
Sayang sungguh sayang, impian itu ternyata tidak seindah kenyataan, Vlahovic tidak selama Batistuta, dan bahkan melukai hati karena memilih pindah ke Juventus, mengikuti jejak pemain bertalenta lain sesudah era Roberto Baggio.
Inilah yang membuat saya menilai, bahwa respon pendukung Fiorentina terhadap keputusan Vlahovic berpindah ke Juventus seperti adem ayem, karena sudah berulang kali terjadi, sehingga kebencian itu pada akhirnya berubah menjadi semacam kepasrahan saja.
Sebelum Vlahovic misalnya, Presiden Fiorentina, Rocco Commisso yang berjanji tidak akan melepas Federico Chiesa ke klub rival harus rela, pada akhirnya Chiesa juga berpindah ke Juventus. Â Sebelum Chiesa, ada juga nama Federico Bernadeschi, yang sempat membuat kemarahan memuncak di Firenze.
Bagi pendukung Fiorentina, kepindahan ini bisa terasa berat sekali, tetapi pada akhirnya begitulah resiko menjadi fans, karena di era modern, loyalitas itu tidak sekuat impian sang pemain dna tentu saja kekuatan uang.
Dusan Vlahovic dan Federico Chiesa dilansir dari berbagai media mengatakan bahwa mimpi mereka adalah bermain untuk Juventus di Italia.
Itulah yang membuat tawaran Arsenal kepada Vlahovic yang notabene lebih besar dengan sodoran gaji menggiurkan ditolak oleh Vlahovic.
Rocco Commiso juga tidak bisa mengelak, karena Juventus, klub yang paling dihindari mereka akhirnya menjadi satu-satunya klub asal Italia yang berani menyodorkan hingga 70 juta euro untuk memastikan transfer ini terjadi.
Impian sang pemain untuk bermain di klub yang memiliki sejarah kuat seperti Juventus dan kekuatan finansial, membuat kepindahan ini terasa lebih mudah, dan artinya pecinta Fiorentina hanya bisa pasrah melihat kenyataan yang terjadi.