Di laga melawan Thailand, saya kira, saya salah besar. Pemain menunjukan kerja keras dan kematangan yang menurut saya sudah cukup baiklah---tidak buruk buruk amat.
Perhatikan saja bagaimana mereka terus berlari mengejar bola, memainkan garis pertahanan yang cukup baik, dan tentu saja determinasi. Mereka tak merasa inferior menghadapi Thailand yang jelas lebih baik di atas kertas.
Di atas kertas, pemain Thailand boleh sedikit sombong, karena selain berperingkat lebih baik dari Indonesia, mereka juga memiliki kompetisi sepakbola wanita yang cukup baik dan juga memiliki beberapa pemain hasil naturalisasi yang berjalan sukses.
Akan tetapi perhatikan saja, mereka harus menunggu hampir setengah jam untuk membobol gawang Indonesia, yang memang dalam periode tersebut, tampil cukup cerdas.
Tahu diri bahwa kualitas mereka dibawah Thailand, Muzdalifah cs bermain fokus pada bertahan dan mengharapkan serangan balik. Â Thailand jelas kesulitan melihat pola bermain Indonesia seperti ini.
Sayangnya, tidak kebobolan itu tidak bertambah terlalu lama, karena Thailand mulai berani melepas umpan silang, dan akhirnya Indonesia kebobolan juga melalu gol sundulan pemain depan mereka.
***
Apa yang dapat kita lihat dari penampilan kali kedua timnas putri ini di Piala Asia? Saya harus menyebut bahwa mereka tetap memiliki proyeksi masa depan yang cerah. Shalika dkk jelas memiliki bakat.
Hanya menjadi persoalan adalah soal pengalaman dan kualitas kompetisi. Pengalaman memang berbicara banyak, bagaimana pemain yang bermain secara rutin akan lebih siap menghadapi laga besar di Piala Asia Wanita ini. Â
Soal kualitas kompetisi, saya kira yang paling penting adalah memastikan keinginan untuk dapat memperbaiki sistim sepakbola menjadi lebih baik, khususnya di sektor wanita.
Bagaimana agar ada kompetisi yang berkelanjutan di sektor wanita dapat terus erjalan dan tentu saja  dilaksanakan dengan secara serius. Jika itu sudah bisa jalan, saya yakin di perhelatan berikut, timnas dapat bicara lebih banyak, dengan hasil yang memikat.