Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Luis Milla Santer Latih Malaysia, Duel Lawan Shin Tae-yong Dinanti

5 Januari 2022   14:15 Diperbarui: 6 Januari 2022   17:15 3085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Shin Tae-yong dan Luis Milla I Gambar Kolase Instagram @theafchub dan @luismillacoach via Tribunnews

Kekalahan 1-4 atas Indonesia di fase grup Piala AFF 2020 membuat Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) melakukan perubahan signifikan. Pelatih Tan Cheng Hoe, dipecat atau tidak dilanjutkan kerja samanya lagi.

Wajar, karena publik Malaysia tentu tidak menyangka bahwa skuad yang mereka anggap berpengalaman dan mumpuni disingkirkan oleh Timnas Indonesia yang notabene minim pengalaman dibandingkan dengan skuad senior mereka itu.

Perhatikan saja skuad Malaysia saat gelaran turnamen AFF 2020 yang masih diisi nama-nama pemain senior seperti Aidul Zafuan, Khairul Fahmi, dan Badrol Bakhtiar. Selain itu, ada juga pemanggilan pemain berlabel Liga Champions Eropa, Dion Cools.

Naas bagi Malaysia dengan skuat mengkilap itu, mereka dikalahkan oleh rival klasik Indonesia. Tak pelak kekalahan itulah yang membuat pelatih Tan Cheng Hoe diganti.

Menariknya, santer diberitakan pelatih asal Spanyol, Luis Milla akan menjadi pelatih Malaysia berikutnya. Milla sendiri adalah pelatih Indonesia sebelum Shin Tae-yong.

Di tangan Milla, timnas tidaklah tampil buruk, bahkan penampilan atraktif yang selama ini dinantikan pecinta skuad Garuda sudah mulai nampak di tangan Milla.

Ide sepak bola Milla saat itu adalah membuat Indonesia dapat bermain seperti tiki-taka Barcelona. Mengalirkan bola dengan cepat dari kaki ke kaki, mengandalkan kecepatan lari dari pemain yang tidak bertubuh tinggi, dan tentunya mendominasi laga dengan penguasaan bola.

Sayangnya, meski telah membuat Indonesia tampil menarik, tapi Milla hadir di saat suporter masih terbuai untuk sebuah hasil yang instan. Tampil menarik tanpa menang dan tanpa gelar, hanyalah sebuah kesia-siaan, begitu kira-kira.

Akhirnya, diselingi dengan sindiran tentang manajemen yang tidak profesional, Milla tidak lagi melanjutkan kontraknya bersama PSSI.

***

Jika pada akhirnya Luis Milla benar-benar membesut Malaysia, maka saya kira yang patut ditunggu adalah duel antara Luis Milla dan Shin Tae-yong ketika, Harimau Malaya bertemu dengan Garuda.

Bagaimana melihat dua pelatih hebat ini saling kontra strategi dan saling adu ide di lapangan hijau. Apakah ide ofensif atraktif dari Luis Milla akan mampu menumbangkan atau paling tidak menyaingi ide sepak bola Shin Tae-yong yang sedang menuai pujian.

Jika pertanyaannya adalah siapa yang akan unggul, maka izinkan saya menebak. Bagi saya, soal kedalaman keragaman ide sepak bola yang dimiliki, maka saya akan memilih Shin Tae-yong.

Izinkan saya menjelaskannya lebih lanjut. Maafkan jika saya keliru. Selama saya menyaksikan timnas di tangan Luis Milla, maka ide sepak bola Milla cenderung kaku.

Maksud saya begini. Pelatih berusia 55 tahun ini akan memakai 4-3-3 yang terlihat tak bervariasi di lapangan hijau. Ada deep lying playmaker yang saat itu diperankan Zulfiandi, dan sektor sayap yang biasa akan diisi oleh Stefano Lilipaly dan Febri Haryadi.

Jikalau berubah pun, akan tetap berpatok pada 4-3-3 dan menjadi 4-2-1-3, atau 4-3-2-1.

Berbeda dengan Shin Tae-yong, yang fleksibitasnya lebih terlihat. Di gelaran AFF 2020 misalnya, Tae-yong berani memainkan skema 4 bek dan tak jarang juga bermain dengan 3 bek, atau 4 bek. Dalam 3-4-3 atau 5-4-1.

Meskipun serupa yakni mengandalan sektor sayap sebagai tumpuan serangan, tapi fleksibilitas ini membuat lawan akan sulit membaca arah serangan atau cara Indonesia bertahan. Ini keunggulan dari Shin Tae-yong yang tak dapat dimungkiri.

Apakah ini berarti Shin Tae-yong akan unggul dari Luis Milla? Saya berusaha agar tidak lupa diri, dan akhirnya menjadi arogan.

Akan tetapi yang saya mau katakan adalah, jika Shin Tae-yong diberikan keleluasaan dan waktu untuk membangun timnas ini sedikit lebih lama, maka saya kira Malaysia di tangan Luis Milla juga akan mengalami nasib serupa seperti di tangan Tan Cheng Hoe di AFF 2020 lalu. Tentunya, melalui laga yang menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun