Jika saya mengaku bahwa saya adalah penggemar Persipura Jayapura, maka saya yakin banyak yang menduga itu karena Kaka Boaz Salossa.
Ada tepatnya, tapi tidak sepenuhnya benar. Saya menyukai Persipura sejak jaman Om Edu Ivakdalam, Chris Yarangga dan Roni Wabia.
Tidak seperti dekade terakhir dimana saya bisa menyaksikan laga Persipura, dan menikmati aksi Kaka Bochi dkk dahulu melalui siarang langsung di televisi, maka cara saya mengidolai Om Edu dll tidaklah demikian.
Saya hanya bisa membayangkan aksi Om Edu, Chris Yarangga melalui tulisan di koran atau tabloid olahraga.
Bayangan yang sangat hidup, ketika saya membaca bahwa Om Edu mampu melepaskan umpan matang berbuah gol, mengkreasi serangan atau mencetak gol melalui bola mati.
Memori saya itu, membuat aksi Om Edu itu saya samakan dengan aksi Brasil dengan jogo bonitonya dan dengan kualitas individu yang menawan. Â Mutiara hitam ada di hati.
Nostalgi kejayaan Om Edu dkk berlanjut di kaki Boaz Salossa, Ortizan Salossa, Ricardo Salampessi dan Ian Louis Kabes. Para pemain di era berbeda yang dapat menjaga marwah Persipura sebagai klub yang disegani di Liga Indonesia.
Akan tetapi, seiring Boaz cs yang semakin menua, penampilan Persipura menurun dan juga dibumbui oleh relasi pemain dan manajemen yang buruk. Puncaknya adalah hengkangnya dua pemain senior, Tinus Pae dan Boaz sendiri.
Di musim ini, harus diakui retakan itu terlihat jelas.Â
Para pemain muda yang diharap menjadi tulang punggung seperti Todd Ferre nampak tak bisa menampilkan pernampilan terbaik mereka dan membuat Persipura terjerembab di zona degradasi. Akhirnya, pelatih Jacksen Tiago dipecat diganti Alfredo Vera.
Di tengah bermacam persoalan itu, ada serpihan semangat melalui sosok muda berusia 19 tahun bernama Ramai Rumakiek.
Di tengah gegap gempita rakyat Indonesia memuji timnas Indonesia di Piala AFF 2020, Ramai termasuk yang mencuri perhatian. Ramai tampil hampir mirip dengan Boaz, meski masih ada perlu perbaikan.
Ramai bukan saja menunjukkan skil individu yang menawan layaknya Mutiara Hitam, tetapi juga berani, dan memiliki akurasi tendangan yang sangat baik.Â
Di suatu kesempatan, Jacksen Tiago bahkan tak ragu menyebut bahwa Ramai adalah aset yang paling berharga bagi Persipura.Â
Melawan Thailand di leg kedua final Piala AFF 2020 misalnya, Ramai berulangkali melakukan drible menusuk blokade lawan, yang membuat pontang-panting para pemain belakang lawan.
Aksi impresif Ramai Rumakiek tampaknya membuat Shin Tae-yong jatuh cinta, karena anak muda ini menunjukan kengototan yang dinginkan tampak dari skuad muda Garuda ini.
Apalagi debut Ramai di timnas Indonesia terasa manis, karena dia mampu mencetak gol  di gawang Taiwan di kualifikasi Piala Asia hanya dalam waktu 16 menit saja di lapangan. Â
***
Piala AFF 2020 sudah selesai dan ini berarti Ramai akan kembali ke klubnya, Persipura Jayapura. Saya lalu bertanya, apakah penampilan Ramai akan meningkat secara kualitas di Persipura?
Pertanyaan ini menurut saya pantas diajukan, karena situasi Persipura yang sedang tak baik-baik saja, dan tentu saja ekspetasi terhadap Ramai yang menggunung seusai Piala AFF 2020.
Maksud saya demikian. Persipura memang lagi sedang mencari cara terbaik untuk dapat memaksimalkan para pemain mudanya seperti Ramai, David Rumakiek dan Todd Ferre untuk membawa Persipura ke papan atas klasemen.
Akan tetapi itu tidak mudah, karena jika tak hati-hati hal itu dapat menjadi beban bagi pemain, dan jika tak mampu dikendalikan, bisa membahayakan masa depan para pemain.
Disinilah saya berharap Persipura dapat menjaga agar hal itu jangan terjadi terhadap Rumakiek. Anak ini masih sangat muda untuk dibebankan goal besar, seperti cara Persipura bertumpu pada Boaz Salossa.
Tak ada salahnya, hanya Boaz juga membutuhkan dukungan, meskipun sedikit terbantu karena Boaz bisa dianggap sudah matang memikul tanggungjawab tersebut.
Akan tetapi, jika bicara Ramai Rumakiek, maka masih terlalu jauh. Ramai masih perlu bermain dengan lepas, bahagia tanpa embel-embel ekspetasi dan tanggungjawab yang dapat berlebihan.
Jaga Ramai, ciptakan iklim yang sehat baginya, dan biarkan dia mendapat ruang untuk terus berkembang. Jika hal ini berhasil, maka pecinta timnas seperti saya akan yakin bahwa Indonesia sudah kedatangan lagi pemain masa depan yang akan hebat pada waktunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H