Pertama, gaji fantastis yang diterima oleh Irfan Jaya.
Dilansir dari Kompas.com, pemain berusia 25 tahun ini, menandatangani kontrak 3 tahun dengan Serdadu Tridatu, dengan gaji kurang lebih mencapai 7 miliar rupiah.
Ini nilai yang tentu sangat besar. Jika tak salah, dengan gaji seperti itu, Irfan bisa jadi akan berada di barisan pemain dengan gaji paling besar di Bali United.
Gaji dua pemain naturalisasi seperti Ilija Spasojevic dan Stefano Lilipaly saja berkisar diantara 5 sampai 6 milliar.
Soal gaji ini tentu saja penting, karena harus diakui, di dalam tingkat tertentu, ini memang sebuah pilihan.
Bermain di luar negeri dengan gaji rendah tapi mendapatkan pengalaman main berharga, atau tetap berada di ekosistim sepakbola yang belum baik, tapi diberikan gaji setinggi langit. Pilih yang mana?
Apakah ini berarti Irfan materialistis? Ah, tidak juga begitu. Siapa yang tidak butuh uang, lagian Irfan tidak bermain bola agar bisa tampil di timnas saja, tetapi untuk menghidupi keluarganya juga.
Jika rupiahnya minimal saja, mana mungkin dia bisa melakukan itu. Ini yang menjadi hal kedua yang akan kita bahas.
Kedua, soal mencari kenyamanan bersama keluarga.Â
Ada hal menarik dari berita tentang transfer Irfan Jaya ini. Tersirat bahwa keluarganya nampak bahagia dengan kepindahan Irfan ini, yang berarti Irfan dan keluarga yang selama ini tinggal di Jakarta akan pindah ke Bali.
"Di Bali ini banyak tempat wisata dan kami sering ke sana, apalagi kalau Irfan Jaya sudah di sana, nanti juga kami akan bawa orangtua untuk datang ke Bali," tutur H Ramli, kakak Irfan seusai kepastian transfer.