Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pujian untuk Ricky "Pogba" Kambuaya dan Alfeandra "Chiellini" Dewangga

1 Januari 2022   23:52 Diperbarui: 1 Januari 2022   23:53 3266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat usai laga final leg kedua Piala AFF 2020,  pelatih Thailand,  Alexandre "Manu" Polking tak ragu menyebut nama  Chanatip Songkrasin sebagai pemain paling penting bagi timnya saat ditanya wartawan.

Sesudah itu, apa yang disebut Polking itu seperti disetujui oleh panitia.  Chanatip yang bermain di klub Jepang, Consadole Sapporo itu, didaulat menjadi pemain terbaik turnamen, MVP, dan berhak atas hadiah uang, 10 ribu dollar.

Saya lalu membayangkan, bagaimana jika timnas Indonesia yang menjadi juara, dan pertanyaan yang sama ditanyakan pada Shin Tae-yong? Siapa pemain timnas Indonesia yang akan disebutkan oleh Tae-yong?

Saya kira, meski pada awalnya Tae-yong mungkin akan sedikit formil menjawab bahwa keberhasilan Indonesia karena performa kolektif bukan individual, tapi Tae-yong akan tak ragu menyebutkan dua nama, yakni, Ricky Kambuaya dan Alfeandra Dewangga.

Siapapun yang menyaksikan laga leg kedua final itu, saya kira akan sepakat dengan dua nama tersebut dan apabila level di atas kata pujian itu adalah sanjungan, maka saya pun tak akan ragu menyanjung penampilan dua pemain ini.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan bangga saya kepada pemain lain, Ricky Kambuaya dan Alfeandra Dewangga tampil hebat, dan
seperti menutup kesedihan saya akan kegagalan menjadi juara.

Ricky Kambuaya Tampil Seperti Paul Pogba

Ricky Kambuaya misalnya, performa pemain asal klub Persebaya Surabaya ini mengingatkan saya akan penampilan gelandang timnas Prancis, Paul Pogba di masa jayanya---Pogba dapat dikatakan redup bersama Manchester United saat ini.

Pogba dikenal sebagai gelandang yang mempunyai skill lengkap. Pogba bukan saja dapat mengontrol bola, dan memberikan passing ajaib berbuah assist bagi pemain lainnya, tetapi juga dapat melepaskan tendangan jarak jauh yang keras dan presisi.

Di timnas Prancis, Pogba bermain sedikit di depan seorang gelandang bertahan, dan mensuporrt penuh pergerakan dari Kylian Mbappe, Karim Benzema, Antoine Griezman dan Kingsley Coman. Formasinya adalah 4-2-3-1, serupa dengan formasi timnas Indonesia dalam laga leg kedua Piala AFF 2020.

Posisi ini, membuat Pogba berperan vital. Membantu pertahanan, menahan bola, membagi bola, atau bahkan bergerak penuh kejutan dari lini kedua, dengan tiba-tiba menusuk ke kotak penalti lawan ketika terjadi deadlock di linidepan.

Perhatikan bagaimana pergerakan Ricky Kambuaya. Deskripsi dari apa yang dilakukan Pogba saya kira hampir paripurna dilakukan Kambuaya.

Pemain yang lahir di Sorong, 25 tahun lalu ini, tampil percaya diri di laga ini, dengan skill mumpuni yang merepotkan pemain Thailand.

Kambuaya bisa melepaskan umpan ajaib yang membelah pertahanan Thailand, mendrible bola dengan atraktif dan berani saat pemain Thailand membentuk blockade, dan melepaskan tendangan jarak jauh yang akurat. Hal terakhir ini akhirnya berbuah gol bagi Indonesia.

Komentator berbahasa Inggris di saluran TV berbayar yang saya saksikan, berulang kali memuji pergerakan Kambuaya, dan memuncak ketika menjelang akhir laga, Kambuaya berhasil melakukan penetrasi berani dan mengecoh pemain belakang Thailand, sebelum  terjatuh di kotak penalti.

"Dia pemain terbaik di Indonesia saat ini" kata komentator tersebur.

Di akhir laga, penampilan apik Ricky Kambuaya diganjar Man of the Match final leg kedua oleh panitia Piala AFF 2020 ini

Dengan gaya bermain yang percaya diri, stylish, dan kuat dalam bertahan maupun penyerang, maka saya kira, Kambuaya sudah menjelma sebagai gelandang Indonesia yang paling komplet saat ini. 

Tak heran , dari semua laga yang dimainkan Indonesia, Shin Tae-yong selalu mempercayakan Ricky Kambuaya sebagai starter.

Konstruksi masa depan timnas Indonesia akan menjadi lebih mudah dengan kehadiran seorang Ricky Kambuaya. Sekarang, tinggal Shin Tae-yong menaikkan kualitas gelandang pendamping Ricky Kambuaya, dan juga meningkatkan saling paham antara Kambuaya dengan para striker di lini depan.

Jika hal ini berjalan dengan baik, maka percayalah, di masa depan, Ricky "Pogba" Kambuaya akan semakin bersinar.

Alfeandra Dewangga, Spirit Giorgio Chiellini di Timnas Indonesia

Pemain kedua yang tampil hebat adalah bek tengah, Alfeandra Dewangga. Saya kira, di laga leg kedua melawan Thailand ini, Dewangga tampil spartan.

Saya kira berulangkali terlihat Dewangga terlibat duel sengit dengan pemain Thailand, di kotak penalti sendiri maupun di kotak penalti lawan saat ikut membantu serangan. Bukan itu saja, Dewangga juga terlihat begitu cerdas membaca pergerakan pemain depan lawan.

Saya ingat momen ketika bola crossing yang terlihat akan menjadi makanan empuk bagi striker jangkung Thailand, Teerasil Dangda berhasil digagalkan oleh Dewangga dengan lompatan akrobatik. Alhasil, Dewangga perlu dirawat sejenak oleh tim kesehatan karena upaya bertahannya tersebut.

Keberanian  dan kecerdasan Dewangga ini mengingatkan saya akan bek senior Italia, Giorgio Chiellini.

Chiellini telah menjelma menjadi salah satu bek hebat di jamannya. Dia bukan saja berani bertarung, berduel dengan striker lawan secara spartan, tetapi kepintarannya membaca arah permainan, dan pola penyerangan lawan juga patut diancungi jempol.

Chiellini sering dapat memotong bola lawan lebih cepat, tidak nampak pasif atau menunggu lawan. Tak banyak bek yang memiliki kemampuan seperti ini.

Dewangga, di usia yang baru 20 tahun ini, memiliki modal untuk menjelma seperti Chiellini. Meski masih ada yang perlu diperbaiki, dan ditingkatkan, namun keberanian dan kecerdasan Dewangga membaca arah serangan lawan menjadi modal untuk kekuatan Indonesia di lini belakang di masa mendatang.

Bahkan, jika dicermati, ada satu hal yang tidak dipunyai Chiellini, yakni kemampuan Dewangga untuk mengeksekusi bola mati. 

Ada sebuah  kesempatan yang dimiliki Dewangga dalam laga melawan Thailand, sayang, tendangannya membentur pagar betis pemain Thailand.

Saya kira, dua pemain ini, di masa depan akan menjadi pilar terkuat timnas senior di masa kepelatihan Shin Tae-yong. 

Saya tentu hanya berharap, bahwa seusai Piala AFF 2020 ini, kedua pemain ini dapat tampil konsisten dan mendapat dukungan maksimal di level klub.

Saya dan para pecinta timnas, tentunya tidak ingin, sinar Ricky Kambuaya dan Alfeandra Dewangga meredup setelah Piala AFF 2020 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun