Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Merah Putih Dilarang, Pelatih Singapura Menangis, Tanda Indonesia akan Menang?

21 Desember 2021   20:06 Diperbarui: 21 Desember 2021   20:13 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 I Gambar : Kompas.com

Ketika ditanya salah satu kompasianer tentang prediksi laga antara Timnas Indonesia melawan Singapura besok, pikiran saya malah mengarah ke hal-hal non teknis di lapangan hijau.

Saya lalu menjawab singkat bahwa pemain kedua belas, yakni suporter, jadi kekuatan yang menguntungkan bagi Singapura. Selebihnya, prediksi saya secara teknis laga ini berat ke Timnas Indonesia sebagai pemenang.

Akan tetapi, ternyata dinamika di luar lapangan ini ternyata bergulir kemana-mana. Ada dua hal menarik yang saya lihat dari pemberitaan media.

Pertama, soal atribut bendera merah putih yang kabarnya dilarang oleh Asosiasi Sepakbola Singapura untuk terlihat di stadion, alias tidak boleh dibawa oleh suporter.

Alasannya sama persis dengan kejadian saat Indonesia juara Piala Thomas lalu, karena Indonesia menjadi salah satu negara di ASEAN yang terkena sanksi doping dari Badan Antidoping Dunia atau WADA.

Lah, tapi aneh tapi nyata. Di pagelaran Thomas itu, atribut bendera merah putih terlihat bebas dibawa oleh para suporter, HANYA saat seremoni saja dilarang. Nah, kalau ini juga dilarang di barisan suporter, lalu bagaimana? Ada apa sebenarnya?

Jika memang tidak bisa dijelaskan dasar hukumnya, maka pantas saja netizen khususnya dari Indonesia memberontak dan mencurigai ada udang di balik stadion.

Apalagi kabarnya, pihak Asosiasi Sepakbola Singapura juga tidak tegas di laga lain yang melibatkan negara yang mendapat sanksi WADA, tetapi masih membawa atribut bendera negaranya.

Ah, nampaknya Singapura mulai memainkan psywar ini. Tenang-tenang, menurut saya tidak akan ampuh. 

Kejadian kedua yang menarik perhatian saya adalah berita tentang pelatih Timnas Singapura,  Tatsuma Yoshida yang menangis di konfrensi pers sesudah mengomentari tentang perlakuan para suporter pada timnya.

Ini penggalan kalimat Yoshida sebelum dia menangis. 

"Jika ada yang mesti disalahkan, arahkan kepada saya. Saya bukan Pep Guardiola. Saya Tatsuma Yoshida dari Jepang, tetapi saya bangga dengan Singapura. Saya cinta Singapura dan sekarang saya ingin menangis," kata Yoshida.

Tatsuma Yoshida nampak kecewa setelah para pendukung negara berjuluk The Lions itu mengejek anak asuhnya setelah ditekuk Thailand 0-2.

Di kesempatan itu, Yoshida bahkan menjelaskan bahwa meskipun kalah dari Thailand, namun prestasi melaju ke semifinal di Piala AFF 2020 ini patut dibanggakan, karena sudah lama sekali Singapura tidak melaju ke semifinal. Terakhir, sembilan tahun lalu, di AFF 2012.

Menurut saya, Yoshida memang baper berat, apalagi mengaku dirinya bukan Pep Guardiola. 

Ya, semua orang tahu, Yoshida bukan Pep dan hanya pelatih yang pernah melatih level klub di Jepang sana, ini pertanda, beban Yoshida nampak berat, apalagi dengan status Singapura sebagai tuan rumah.

Apakah dua kejadian ini positif bagi Timnas Indonesia? Saya akan bilang iya. Singapura sudah sangat kuatir berhadapan dengan Timnas Indonesia.

Mungkin pada awalnya mereka pikir dengan berstatus runner-up mereka akan berhadapan dengan Vietnam, tetapi melihat penampilan pasukan Merah Putih yang semakin trengginas, mereka nampak grogi.

Ini pula yang membuat saya berpikir bahwa kekuatan pemain ke-12 melalui kehadiran suporter dalam jumlah yang banyak untuk mendukung Singapura juga bisa tanpa arti.

Maksud saya begini, dengan suporter yang dianggap terlalu kritis ini, maka bisa menjadi beban bagi para pemain Singapura. Mereka bisa bermain tidak lepas, dan akhirnya teriakan "boo" di lapangan akan Kembali terdengar. Yoshida akan Kembali menangis lagi.

Lalu bagaimana dengan larangan atribut merah putih? Ah, menurut saya jangan terlalu dipikirkan. Merah Putih tetap di hati para pemain kita.

Melihat Evan Dimas menangis saat menyanyikan Indonesia Raya dan Asnawi mencium logo Garuda di dada, itu sudah lebih dari cukup.

Percaya saja, tanpa ada merah putih di National Stadium, para pemain kita tetap akan memberikan jiwa dan raga mereka untuk bermain dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati demi Indonesia. Ah, semakin dihambat, kita akan semakin menghebat. Forza Timnas Indonesia!

Sumber Berita : 

Singapura Larang Suporter Bawa Bendera Merah Putih

Saya Bukan Pep Guardiola, Tangis Pelatih Singapura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun