Saya kira ada satu kata yang paling tepat menggambarkan kemenangan telak Tim Nasional (Timnas) Indonesia dengan skor 4-1 atas Malaysia di pertandingan teraskhir fase grup Piala AFF 2020, yakni jenius.
Kejeniusan taktik Shin Tae-yong tergambar jelas dan melahirkan sepasang gol Irfan Jaya di babak pertama, dan juga dua gol di babak kedua masing-masing dari  Arhan Pratama dan Ekan Baggott yang membunuh Harimau Malaya. Malaysia nampak lemas dan tak berdaya hampir sepanjang laga.Â
Kemenangan besar yang mengantar Indonesia melaju ke babak "separuh akhir"---merujuk pada bahasa Malaysia, menjadi pemuncak grup di atas Vietnam dan akan berhadapan dengan runner up Grup A, Singapura dalam duel dua leg nanti, 22 dan 25 Desember 2021.
Bagaimana cara Pasukan Merah Putih mempecundangi Malaysia? Saya kira ada 3 (tiga) hal yang dapat dipaparkan untuk melihat bagaimana cara skuad Garuda menghancurkan Malaysia.
Pertama, 4-2-3-1 yang mengejutkan di babak pertama. Dalam tulisan saya berjudul Tiga Taktik Shin Tae-Yong Lawan Malaysia, Mana yang Paling Jitu?, saya sempat menyebut bahwa pilihan paling normal bagi coach Shin Tae-yong adalah 4-2-3-1 yang dapat bertransformasi menjadi 4-3-2-1 saat bertahan.
Benar memang di saat laga melawan Malaysia ini, Shin Tae-yong menggeber formasi ini, tetapi dengan cara berbeda bahkan dapat saya katakan mengejutkan.
Apa pasalnya? Kerut di dahi saya sempat cukup dalam kala bertanya, bagaimana bisa Ramai Rumakiek, Witan Sulaeman dan Irfan Jaya Kumi dipasang bersamaan untuk mendukung Ezra Walian di depan?
Maksud saya begini. Memilih Rumakiek, Witan dan Irfan bermain artinya Shin Tae-yong ingin bermain agresif dan menurut saya mengajak Malaysia bermain sangat terbuka, karena ruang kosong di lini tengah yang menyisakan Rachmad Irianto sebagai gelandang bertahan murni.
Saya sempat kuatir, karena prediksi saya adalah Shin Tae-yong akan lebih aman jika memainkan Rachmad Irianto, Evan Dimas dan Ricky Kambuaya, dan mendorong Ricky berada di belakang Ezra serta diapit Irfan dan Witan seperti biasanya.
Nah, inilah yang membuat saya sempat kuatir bahkan menilai bahwa Shin Tae-yong telah keliru besar setelah Indonesia ketinggalan 0-1 dari Malaysia.