Itulah yang membuat Gerard Pique nampak emosional sekali setelah mampu membuka keunggulan Barcelona atas Sociedad melalui sundulannya. Sambil berlari menuju ke tribun penonton, Pique lantas memegang logo Barcelona di jersey, dan menciumnya.
Mungkin di dalam hatinya, Pique ingin berteriak dengan berkata, "Ini saya, pemain yang rela dipotong gajinya untuk Barcelona. Semua saya lakukan untuk klub ini".
Saya perhatikan, bukan hanya Pique. Gestur serupa juga dilakukan oleh pemain senior lain, Sergi Roberto seusai mencetak gol keempat Barcelona. Sergi juga mencium logo Barcelona. Hanya striker Martin Braithwaite saja yang nampak biasa saja---mungkin masih belum percaya bisa menyumbang dua gol dalam laga tersebut.
Seusai laga, Pique menjelaskan bahwa Barcelona akan bersenang-senang tanpa Messi. Maksud Pique jelas, bahwa menurutnya tanpa Messi, Barca masih mampu mencapai tahap akhir dalam semua kompetisi.
Apakah optimisme Pique ini akan menjadi kenyataan? Saya bahkan akan lebih personal, dengan bertanya demikian; sampai kapan emosional para pemain senior bisa bertahan dan membawa Barca tampil hebat minimal di La Liga?
Saya kira tak akan mudah. Saya bahkan akan menyebut bahwa Barca dapat terseok-seok musim ini. Kemenangan 4-2 nampak meyakinkan atas Sociedad, tetapi siapa yang menyaksikan laga itu juga akan tahu bahwa Barca memang menguasai bola, tetapi gol yang tercipta tidak semudah jika masih memiliki Messi di depan.
Kepergian pemain yang mampu mencetak 672 gol plus 305 assist dalam 778 pertandingan tentu adalah kehilangan besar bagi Barca. Bersama Messi, Barca bertambah percaya diri bahwa lini depan mereka pasti akan mampu merepotkan lini belakang lawan karena seorang Messi yang memliki kreatifitas dan juga ketajaman.
Di laga melawan Sociedad, Depay mungkin masih bisa sedikit mengisi kreatifitas yang dihadirkan Messi, tetapi soal ketajaman saya kira Barca akan berat bergumul dna mesti banyak berharap agar pemain seperti Antoine Griezmaan dan Braithwhite tidak tampil angina-anginan seperti musim-musim sebelumnya.
Sebenarnya masih ada Sergio Kun Aguero, namun harus diakui bahwa Aguero tidak bisa diharapkan menjadi pahlawan seperti Messi yang mampu melakukannya seorang diri, apalagi Aguero semakin sering cedera, dan katanya sedang tak enak hati ditinggal Messi.
Saya malah berpikir, jika harus menaruh asa pada tempatnya maka sang pelatih, Ronald Koeman akan memegang peranan. Koeman perlu membuktikan bahwa setelah terkabulnya keinginannya untuk Barca tanpa Messi dan Suarez, dia mampu membuat Barca tampil hebat.
Di luar masalah finansial yang menjerat, Koeman memang pada awal kepelatihannya berharap agar dia dapat membangun Barca yang lebih kolektif tanpa ketergantungan berlebihan pada pemain bintang seperti Luis Suarez dan Lionel Messi.