Saat itu, Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro berhasil masuk di semifinal dan menghasilkan medali emas dan perunggu bagi Indonesia.
Sebelum itu juga tak banyak tunggal putra yang berhasil melaju ke semifinal. Selain Taufik dan Sony, hanya ada nama Alan Budikusuma, Hermawan Susanti, Ardy Wiranata, Hendrawan dan Heriyanto Arbi.Â
Artinya, Ginting menjadi putra Indonesia kedelapan yang berhasil mengukir sejarah.
Apakah Ginting dapat meraih emas? Saya kira apapun bisa terjadi.Â
Calon lawan Ginting, tunggal China, Chen Long dan tunggal Taiwan, Chou Tie Chen juga bukan lawan yang superior terhadap Ginting. Ini berarti di atas kertas, Ginting tetap berpeluang.
Hanya Olimpiade memang istimewa, catatan di atas kertas bisa tanpa arti karena yang paling penting butuh ketebalan mental dari seorang Ginting untuk melaju lebih jauh.Â
Tak ada lagi unggulan non unggulan, tetapi yang paling siap secara teknis dan mental dia yang akan melaju.
Siapa yang mengira Kento Momota yang hebat itu dapat tersingkir mudah, dan tunggal dari negara antah berantah di blantika Bulutangkis, Guatemala bernama Kevin Cordon berhasil melaju ke semifinal dan akan berhadapan dengan Victor Axelsen?
Menurut Saya, Ginting perlahan tapi pasti telah membuktikan bahwa dia siap secara mental.Â
Kita hanya perlu berdoa dan berharap, evaluasi dan recovery Ginting akan cukup menjelang laga semifinal pada besok hari.
Ginting luar biasa, dan asa emas masih terpelihara di pundak Anthony Ginting.