Jika sang lawan tak pandai bermain dari depan net yang berarti membuat Antonsen harus banyak bergerak ke depan dan ke belakang, maka Antonsen akan mendominasi.
Bersyukur, Anthony Ginting adalah tipe pemain yang dinamis, dan memiliki berbagai variasi pukulan yang dapat menyulitkan Antonsen. Hanya memang, Ginting mesti sabar menghadapi lawan yang posturnya nampak memenuhi lapangan itu.
Di set penentuan atau set ketiga, Antonsen lebih dahulu unggul, Antonsen bahkan dapat menjaga interval keunggulan dua hingga tiga angka.Â
Perlahan, Ginting kembali mendapatkan ritme permainan yang diinginkannya.
Tertinggal 7-9, Ginting terus mendekat bahkan berbalik unggul 16-14 di interval kedua.Â
Ginting nampak lebih agresif, dengan memancing agar Antonsen menaikkan bola dan dihantam Ginting dengan smash lurus atau smash menyilang. Berhasil.
Melihat Antonsen terlihat kesulitan mendapati dirinya yang bertambah agresif, Ginting semakin bersemangat. Antonsen dibuat pontang-panting mengembalikan kok darinya.Â
Akhirnya, Ginting mengunci Antonsen di angka 18, dengan 21-18. Ginting melaju ke semifinal.
***
Sebuah pencapaian luar biasa bagi pebulutangkis berusia 24 tahun itu. Tunggal putra yang tidak terlalu difavoritkan dibanding ganda putra berhasil lolos ke semifinal karena penampilan ciamik seorang Anthony Ginting.
Asal tahu saja terakhir kali tunggal putra kita berhasil ke semifinal Olimpiade adalah pada tahun 2004, 17 tahun yang lalu. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!