Pupus sudah harapan untuk meraih medali emas dari sektor ganda putra di Olimpiade Tokyo 2020.Â
Di babak semifinal, pasangan ganda Indonesia yang tersisa, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan ditaklukkan pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi Lin dengan straight set, 11-21, 10-21.
Harus diakui, laga yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo itu berat sebelah. Ahsan/Hendra tak pernah sekalipun dapat keluar dari tekanan Lee/Wang yang tampil menuju sempurna.
Pasangan yang tak pernah terkalahkan selama 502 hari turnamen BWF itu, bukan saja dapat bertahan dengan baik, tetapi juga secara possession nampak cerdik dan efektif takkala balik menyerang.
Ketika beradu drive, Lee Yang nampak membuat Ahsan/Hendra kerepotan, ketika diajak rally pun, Wang Chi-Lin sudah siap menghujamkan smash kerasnya ketika bola diangkat lebih tinggi. Ketika itu terjadi, Ahsan/Hendra hanya bisa menunggu laga selesai.
Harapan Indonesia tinggal bertumpu kepada Anthony Sinisuka Ginting di sektor tunggal putra dan Gresyia Polii/Apriyani Rahayu di ganda putri untuk dapat meraih medali emas dengan catatan khusus tentunya.
Kita berhajat agar kekalahan Ahsan/Hendra tidak menjadi beban bagi Ginting dan Gresyia/Apriyani tetapi sebaliknya dapat menjadi booster atau penambah semangat menghadapi lawan-lawan mereka besok.
Salah satu perspektif yang perlu dimiliki oleh Ginting dan Greysia/Apriyani adalah bermain nothing to lose, tanpa beban karena sedari awal mereka bukanlah tumpuan untuk meraih emas.
Dari awal, sektor ganda putralah yang menjadi harapan, dengan menempatkan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon sebagai unggulan pertama dan Ahsan/Hendra sebagai unggulan kedua.
Itulah yang membuat media berlomba-lomba memberitakan kemungkinan terjadi all Indonesian final, padahal fase grup belum rampung.
Ginting dan Gresyia/Apriyani diharapkan dapat bermain lepas, meski juga tak sepenuhnya lepas kontrol sehingga bermain seadanya karena peluang untuk melaju lebih jauh terbuka lebar.
Anthony Ginting misalnya. Lawan yang dihadapi Ginting adalah pebulutangkis Denmark, Anders Antonsen.
Kabar baiknya adalah dalam ketiga pertemuan mereka, Antonsen selalu kalah atas Ginting. Memang, Antonsen kerap kesulitan berhadapan dengan Ginting dibandingkan jika Ginting berhadapan dengan Victor Axelsen, rekan senegara Antonsen.
Hanya Ginting perlu waspada alias jangan lengah.Â
Tersingkirnya Kento Momota seharusnya membuka mata Ginting bahwa di babak knock out ini sudah tak ada lagi unggulan non unggulan.Â
Siapa yang siap dan bermain lebih baik dia yang akan menang dan melaju ke babak berikut.
Saya sendiri optimis dengan Ginting. Permainan Ginting dari fase grup hingga babak 16 besar terlihat konsisten. Ginting tidak gampang kehilangan poin yang tak perlu, dan mampu mengontrol jalannya laga.
Bukan itu saja, saya melihat Ginting juga sudah bisa fleksibel bermain tergantung lawan yang dihadapi.Â
Saat berhadapan dengan Kenta Tsunayama, Ginting menjadi lebih agresif dari biasanya yang membuat Tsunayama kesulitan.
Variatif pola permainan, dan ketenangan kita harapkan akna menjadi modal berharga bagi Ginting menghadapi Antonsen.Â
Jika berjalan baik, maka laga yang direncanakan akan berlangsung besok pukul 10.20 WIB itu akan dilewati Ginting.
Bagaimana dengan Greysia/Apriyani? Inilah kejutan sesungguhnya bagi Indonesia.Â
Keberhasilan melaju ke semifinal saja sudah merupakan torehan sejarah bagi keduanya.Â
Tak ada ganda putri Indonesia yang pernah mencapai babak semifinal Olimpiade selain mereka.
Melawan pasangan Korsel, Sohee/Seungchan, seperti yang saya kemukakan di atas, Greysia/Apriyani mestinya dapat tampil lepas.
Bahkan, di atas kertas, Sohee/Seungchan bukanlah lawan yang setangguh lawan-lawan Greysia/Apriyani sebelumnya.
Hanya bisa jadi itu dapat menjadi kelemahan, karena kekuatan sesungguhnya baru keluar ketika menghadapi lawan yang lebih tangguh.Â
Kita berharap, Greysia/Apriyani jangan lengah dan lupa diri, dan tidak tampil ngotot dan kuat seperti laga-laga sebelumnya.
Ada adagium bijak berkata seperti ini. Kesusahan hari ini biarlah hari ini, dan besok biar menjadi ceritanya sendiri.
Kekalahan Ahsan/Hendra tentu membuat kita menjadi muram, tetapi awan mendung itu bisa saja besok akan sirna.Â
Anthony Ginting menang, dan Greysia/Apriyani dapat melaju ke final. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H