Jika kita tilik lebih detil, maka kunci dari Chelsea adalah di lini belakang dan lini tengah.Â
Lini belakang yang kokoh, dan lini tengah yang mobile.
Thiago Silva, Anthony Rudiger dan Cesar Azpiliecueta di sektor belakang fasih bermain sebagai 4 bek sejajar atau berubah menjadi 3 bek dengan dukungan dari dua bek sayap, Emerson atau Chilwell, tergantung lawan yang dihadapi.
Pilihan terakhir diambil untuk menghentikan pergerakan sayap lawan yang dikenal cepat, seperti yang dipunyai oleh Manchester City.
Aliran bola lawan ke depan juga ditahan dari tengah dengan pergerakan tanpa lelah dari para gelandang, Â N'Golo Kante, Kovacic atau Jorginho.Â
Beruntung bagi Italia, karena meskipun Kampus Etihad menjadi jantung permainan Inggris dan sangat berbahaya, Gli Azzuri juga memiliki pemain asal Chelsea, yakni Jorginho dan Emerson.
Paling tidak, pengalaman dan arahan Tuchel untuk menghentikan Guardiola dalam tiga pertemuan mereka di Liga Inggris akan dibagikan kepada Roberto Mancini.
Jika harus meniru gaya Chelsea, di lini belakang, Italia tak perlu ragu. Selain dapat mengandalkan Emerson, Chiellini, Bonnuci dan Di Lorenzo adalah 3 pemain tipikal, yang fasih bertahan dalam pola empat atau tiga pemain sejajar.
Di lini tengah yang akan menarik. Memang Italia memiliki Jorginho, akan tetapi siapa yang dapat bergerak seperti N'Golo Kante---yang dianggap memiliki dua jantung tersebut.
Mancini sebenarnya memiliki Nicola Barella dan Marco Verrati, meski dari gaya bermain Barella lebih mirip. Hanya yang menjadi catatan, Barella dalam laga terakhir bermain di bawah kemampuan terbaiknya.
Di bench sebenarnya masih ada Locatelli, tinggal Mancini memilih dan berharap agar kedua pemain ini tampil baik di final nanti.