Pemain Persipura Jayapura yang saya rasa sudah menjadi legenda hidup sepakbola Indonesia, Boaz Solossa secara mengejutkan didepak dari Persipura. Boaz dianggap manajemen telah melakukan tindakan indisipliner secara berulang, dan ini dianggap tidak bisa ditolerir lagi.
Dari berbagai sumber, disebutkan bahwa Boaz dianggap tidak respek kepada tim karena menenggak minuman keras sebelum laga melawan Persita Tangerang. Akhirnya manajemen Persipura mengambil keputusan tegas untuk tidak lagi memperpanjang kontrak Boaz Solossa.
Sebagai pemain senior, Boaz tidak sendirian menerima hukuman ini. Bek berpengalaman Persipura, Yustinus Pae juga mendapat hukuman serupa.
Situasi yang tak biasa ini mengundang tanggapan dari beberapa pihak, salah satunya oleh bek sekaligus Kapten PSM Makassar, Zulkifli Syukur.
"Sangat disayangkan pemain seloyal Boaz Solossa dilepas begitu saja tanpa ada penghormatan khusus," tulis Zulkifli Syukur,  seperti dikutip dari  BolaSport.com.
Komentar Zulkifli ini dirasa pantas, karena Boaz sudah kurang lebih 16 tahun mengabdi di Persipura. Tim Mutiara Hitam juga telah dibawanya meraih prestasi tertinggi di kancah persepakbolaan nasional dengan berbagai catatan mentereng yang menyertai.
Bersama Boaz Persipura menjadi jura Liga Indonesia pada 2005, juara Indonesia Super League 2008-2009, 2010-2011, Â dan 2013. Selain itu Boaz menjadi top skor (2008-2009, 2010/2011, dan 2013.
Akan tetapi, nampaknya kesabaran manajemen sudah sampai batasnya. Loyalitas dan prestasi yang diberikan Boaz sudah tak dhiraukan lagi, mungkin juga manajemen ingin agar Persipura sekarang sudah perlu diregenerasi tanpa para pemain seniornya.
Jika demikian, pertanyaan paling penting sekarang adalah, kemana Boaz setelah diputus kontraknya oleh Persipura?
Dari berbagai pemberitaan, ada lima klub yang dianggap menjadi calon kuat persinggahan Boaz selanjutnya. Terbilang Persija Jakarta, Rans Cilegon, Persis Solo, Borneo FC dan Persib Bandung menjadi nama-nama klub yang mengerjar tandan tangan pria yang kerap dipanggil Bochi tersebut.