Pola dasar 4-3-3 yang dipakai Mancini, berubah menjadi sangat garang saat berubah menjadi 3-2-4-1 saat satu full back didorong lebih jauh ke depan, dan orang yang paling sempurna melakukannya adalah Spinazzola. Tak ayal gelar man of the match pernah diraih oleh Spinazzola.
Inilah yang membuat Mancini akan berpikir keras.Â
Memang masih ada Emerson, akan tetapi kita tahu jelas, setelah Emerson masuk dan taka da lagi pergerakan tajam dari sisi kiri, Italia nampak tertekan dan menderita di sisa pertandingan.
Satu yang bisa diandalkan adalah keyakinan bahwa Mancini tidak akan tergantung pada satu pemain saja. Italia yang dibangunnya dan menjadi hebat, adalah karena kolektifitas bermain dari squadra azzura.
Ada alternatif lain juga yang dapat dimainkan oleh Mancini tanpa Spinazzola di lapangan hijau.
Salah satunya adalah jika Mancini merasa Emerson tak bisa merealisasikan agar 3-2-4-1 berjalan sempurna dari kiri maka dia bisa mendorong agar wingback PSG, Allesandro Florenzi yang bergerak dari kanan. Bisa saja demikian.
Bagi penggemar Italia, janganlah terlalu kuatir, Mancini bukanlah pelatih kemarin sore, bahkan Mancini bisa disebut jenius.
Hingga saat ini, Gli Azzuri sudah dibawanya tampil sangat hebat sejak ditukangi dari Mei 2018 menggantikan Giacomo Ventura.
Bersama Gli Azzuri, Mancini memang sempat tertahan ketika dikalahkan oleh Portugal di Nations League pada September 2018, tetapi sejak itu laju Italia tak tertahankan dan membuat rekor dengan 27 laga tanpa terkalahkan.
Italia memenangkan semua 10 laga kualifikasi Euro 2020 mereka -- pertama kalinya mereka mencatat rekor sempurna dalam kualifikasi Euro. Mencetak 37 gol dan hanya kebobolan empat kali. Â Hasil yang membuat mereka finis di puncak grup Nations League 2020-21.
Hasil yang dikatakan sempurna yang ditorehkan sesudah Mancini berkat upayanya yang berhasil dengna membuat transisi dari era Chiellini, Buffon dan Barzagli ke era Nicolla Barella, Manuel Locatelli berjalan mulus.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!