Di babak kedua, Fernando Santos  menarik Bernardo Silva dan Diogo Jota, lalu memasukkan Joao Felix dan Adrian Silva karena sadar asa pergerakan sayap sudah hampir pupus, akan tetapi Felix dan Silva juga serupa memiliki kesulitan dari sisi tengah.
Pertahanan Belgia tampil baik di laga ini. Â Dua shoot on target signifkan dari Portugal melalui tendangan bebas Ronaldo dan sundulan Ruben Diaz melalui skema sepak pojok menurut saya terlalu sedikit bagi tim seagresif Portugal. Jika itu telah terjadi, Belgia memang di atas angina.
Ketiga, Belgia detil memanfaatkan peluang dan ruang kosong Portugal. Hal terakhir yang menunjukkan bahwa Belgia pantas menang adalah ketika dua tim tampil seimbang, maka yang akan menang adalah tim yang mampu memanfaatkan celah kosong yang terbatas sepanjang laga.
Belgia menang bukan karena mampu menyerang lebih banyak. Tentu saja tidak. Statistik pertandingan dimana shoots on dan off target Portugal 6/12 dibanding 1/4 milik Belgia menunjukan bahwa Portugal lebih superior hanya persoalannya, Selecao tidak mencetak gol, dan sebaliknya Belgia melakukannya.
Proses golnya pun terjadi karena kesalahan kecil yang dilakukan Portugal. Thorgan Hazard bebas mengontrol bola di luar kotak penalti Portugal setelah Bernardo Silva terlambat menutup pergerakannya. T Hazard lalu melepas tendangan keras yang tidak mampu dibendung Rui Patricio.
Detilnya sebenarnya seperti ini. Sebagai bek sayap kiri, tugas Hazard adalah menjaga pergerakan Bernardo Silva, sembari tentunya mengintip ruang kosong jikalau Diogo Dalot bertahan terlalu dalam dan Bernardo Silva lambat turun menutup celah di zona tengah.
Kesempatan itu akhirnya datang, dan nampaknya hanya terlihat sekali sepanjang pertandingan, dan nampaknya akan disesali para pemain Portugal karena kesalahan "kecil" tersebut.
***
Kemanangan ini membuat di perempat final, Belgia harus melakoni laga super big match keduanya. Jalan terjal berikut adalah menghadapi Timnas Italia. Kemarin, Gli Azzuri berhasil lolos dari tekanan Austria.
Akan sangat menarik menyaksikan laga ini. Tim asal muasal Cattenacio dan dikenal sangat taktikal, Italia akan berhadapan dengan Belgia yang sudah mulai fleksibel di bawah Roberto Martinez. Penasaran menunggu pendekatan taktik apa yang akan digunakan Martinez menghadapi Italia yang nampak atraktif di bawah besutan Roberto Mancini.
Akhirnya, selamat Belgia, memulangkan juara bertahan, menandakan bahwa Belgia bisa semakin diperhitungkan sebagai kandidat kuat untuk juara. Kita tunggu saja laga selanjutnya.