Wajar saja karena Martinez adalah pengagum gaya Pep Guardiola, dan selain itu materi pemain Belgia memang mendukung hal itu. Sebut saja nama-nama seperti Kevin De Bruyne, Dries Martens, Yannick Carrasco dan tentu saja striker gempal mereka, Romelu Lukaku.
Akan tetapi, persoalannya gaya agresif ini tetap memiliki kelemahan yakni lini belakang yang bisa menyisakan ruang kosong bagi tim lawan.
Penilaian saya dari beberapa laga, Belgia akan cenderung digdaya jika menghadapi tim yang lebih lemah dan cenderung defensif, tetapi akan kerepotan melawan tim yang kuat apalagi memiliki lini depan yang dapat bergerak cepat dan mampu bertahan dengan baik.
Saya rasa Portugal adalah tim yang dimaksud untuk pernyataan kedua. Portugal mampu memainkan sepak bola cepat karena memiliki sayap cepat dalam diri Bernardo Silva yang notabene adalah kolega De Bruyne di Manchester City dan Diego Jota, dan tentu saja Christiano Ronaldo.
Ini tentu tidak akan disukai Belgia. Timnas berjuluk De Rode ini tidak ingin menghadapi tim yang nampaknya memaksa mereka untuk bertahan. Hal ini seperti melawan marwah dari gaya sepak bola Martinez yang menjadi gaya bermain mereka.
Jika Belgia memaksa untuk bermain cepat serta terbuka, maka Belgia harus menerima resiko bahwa pilihannya cuma dua, membobol gawang Portugal lebih banyak atau akan kebobolan lebih banyak dari lawannya itu.
Karena itu akan menarik untuk menunggu apa pendekatan yang digunakan oleh Roberto Martinez dalam laga nanti.
Dugaan saya, Martinez akan memilih untuk menghadapi Portugal dengan lebih taktikal, sama seperti ketika Belgia menaklukkan Brasil di Piala Dunia 2018 lalu.
Saat menghadapi Brasil saat itu, Belgia yang agresif memilih sedikit bertahan dengan menarik De Bruyne lebih ke dalam, memancing Brasil untuk lebih agresif lalu menunggu untuk melakukan serangan balik atau menunggu kesalahan dari lawan. Hasilnya seperti diketahui, Brasil takluk 1-2 dan Belgia melaju ke semifinal.
Apakah taktik ini akan berhasil bila digunakan? Jawaban saya, fifty-fifty, dan ini nampaknya akan lebih baik hasilnya daripada tampil agresif seperti biasanya. Â
Dari sisi materi pemain, Belgia bisa memilih gaya ini, karena memiliki dua gelandang pekerja keras dalam diri Axel Witsel dan Youri Tielemans.