Saya kira penikmat bola akan sangat setuju bahwa drama di Grup F adalah tontonan paling menarik selama perhelatan Euro 2020 ini. Paling tidak ada dua alasan. Pertama, berkumpulnya tiga raksasa eropa, Prancis, Portugal dan Jerman serta Hungaria yang tak mau hadir hanya sebagai lumbung gol.
Juara Piala Dunia 2018, Prancis memang tak terkalahkan bahkan mampu mengalahkan Jerman di partai awal, akan tetapi hasil serinya atas Hungaria, membuat Jerman yang menggasak Portugal 4-2 di partai keduanya perlu usaha maksimal menghadapi Hungaria di partai akhir.
Di sisi lain, Juara Piala Eropa 2016, Portugal yang di partai awal nampak percaya diri setelah mengalahkan Hungaria 3-0, di laga pamungkas harus dibuat ketar-ketir melihat laga yang berlangsung di Munich, antara Jerman dan Hungaria itu.
Portugal hampir saja tak bisa lolos ketika masih tertinggal 1-2 di Budapest melalui gol pembalik skor oleh Karim Benzema. Portugal sempat memiliki keyakinan yang kuat setelah sang mega bintang, Christiano Ronaldo membawa Portugal unggul terlebih dahulu di babak pertama melalui titik penalti.
Akan tetapi balasan brace dari Karim Benzema membuat Timnas berjuluk Selecao das Quinas itu berada di persimpangan jalan, apalagi di laga di Allianz Munich, Hungaria malah membuat kejutan dengan unggul atas Jerman, 1-0.
Jika hasil ini bertahan hingga akhir kedua pertandingan maka Portugal akan tersungkur ke posisi juru kunci, Hungaria di peringkat kedua dan Jerman di peringkat ketiga.
Jantung pendukung Portugal dipaksa berdegup kencang hingga menit ke-82 di laga di Munich tersebut, karena pada akhirnya gelandang Jerman, Leon Goretzka mampu menyamakan kedudukan dan di Budapest, Ronaldo kembali mencetak gol keduanya melalui titik penalti. Skor serupa, 2-2,menjadi akhir dari dua laga ini, baik di Munich maupun di Budapest.
Hasil ini membuat Hungaria akhirnya tetap menjadi juru kunci meskipun sudah membuat adrenalin ketiga tim raksasa naik ke titik paling tinggi. Prancis menjadi juara grup, diikuti Jerman sebagai peringkat kedua dan Portugal di peringkat ketiga.
Apakah sebenarnya Prancis nyaman sebelum laga pamungkas ini? Jika bicara soal lolos atau tidak, Prancis sudah nyaman, sebelum laga pamungkas ini, Prancis sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar namun jika bicara skenario di babak 16 besar, Prancis memang harus memastikan sebagai juara grup agar aman.
Mengapa demikian? Karena tim-tim besar sudah menunggu peringkat kedua dan ketiga dari Grup F ini. Inggris misalnya, yang tampil impresif dengan menjadi juara Grup D sudah menunggu runner-up Grup F. Lalu peringkat ketiga dari grup neraka ini, sudah ditunggu juara Grup B, yakni Belgia.
Itulah yang membuat Prancis juga tampil ngotot hingga laga Jerman dan Hungaria usai, dan juga menjaga Portugal tidak berbalik unggul. Pelatih Didier Deschamps bahkan masih memasang para pemain kuncinya seperti Kylian Mbappe, Benzema, Pogba, N'Golo Kante dan dua bek utamanya Raphael Varane dan Kimpembe di laga ini.
Skenario itu berjalan baik bagi Prancis. Posisi puncak klasemen membuat Prancis hanya akan menghadapi Swiss di babak 16 besar, sedangkan kedua tim lainnya sudah menghasilkan big match di babak ini.
Jerman sebagai runner-up akan menghadapi permainan cepat dari Inggris, sedangkan Portugal akan berhadapan dengan tim bertabur bintang lainnya, Belgia.
***
Tuntasnya laga di Grup F ini sekaligus menandai selesainya sudah pertandingan fase grup. Masing-masing tim yang sudah lolos ke babak 16 besar juga sudah mendapat kepastian lawannya masing-masing.
Jika harus dibagi dua wilayah, yakni barat dan timur berdasarkan bagan yang tersedia, maka wilayah barat nampak lebih seru dibandingkan wilayah timur. Di barat misalnya, sudah tersaji dua partai besar di wilayah ini, yakni Belgia vs Portugal dan Kroasia vs Spanyol.
Di wilayah timur, tersaji hanya satu saja laga big match di babak 16 besar ini, yakni Inggris melawan Jerman. Laga lain seperti berkelas medioker saja, Swedia vs Ukraina, Belanda vs Ceko dan Wales vs Denmark.
Akan tetapi, satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa dari bagian ini bisa saja muncul kejutan dari negara-negara yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Misalnya Denmark yang mungkin saja dengan semangat solidaritas atas Christian Erriksen dapat tampil meledak seperti 1992.
Di laga lain, Swedia yang membuat kejutan dengan tampil seabgai juara grup, juga dapat melaju jauh karena "hanya" berhadapan dengan Ukraina. Lalu ada Belanda, tim kuat di Eropa yang seperti sebelah mata diperhitungkan di Euro 2020 ini, tapi bisa saja diuntungkan dengan hasil undian yang memihak padanya.
Apapun itu, selepas fase grup ini, Euro 2020 semakin menarik untuk disimak, terutama ketika para unggulan terus melaju, sehingga melahirkan laga akbar yang mungkin terkesan sudah harus terjadi lebih awal. Menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H