Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Santai, Bola Panas Demokrat Sudah di Menkumham

16 Maret 2021   21:49 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:58 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kompilasi pada Jumat (5/3/2021) memperlihatkan, Moeldoko (kiri atas) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri bawah) menyampaikan keterangan terkait KLB Demokrat yang dinilai ilegal di Jakarta, dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan keterangan terkait KLB Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/ENDI AHMAD-ASPRILLA )

Pemberitaan hari ini lebih banyak memuat kesibukan Jokowi yang sedang memikirkan untuk membuka pariwisata di Bali yang sudah tidur, tenggelam sekian lama karena pandemi Covid-19. Ini tentu menjadi perhatian serius Jokowi, karena berkaitan dengan hidup hajat orang banyak.

Jokowi memang sempat dalam satu dua hari ini ditarik untuk mengurus hal yang lain, yakni mengenai politik dan isu yang sedang hangat berhembus, yakni isu presiden menjabat 3 periode. Isu ini pertama kali diungkapkan dan menjadi bola yang bergulir cepat karena celotehan politisi kawakan, Amien Rais.

Amien menyebut ada rencana untuk mengamandemen UU dan pada akhirnya akan memuluskan langkah Jokowi menjadi presiden lebih dari dua periode seperti yang diamanatkan UU. Tak perlu lama, melalui unggahan video resmi istana, Jokowi menegaskan bahwa dia tak berminat dan tertarik menjadi presiden tiga periode. Menyelesaikan pandemi, dirasanya lebih mendesak, dan isu ini hanya menambah kegaduhan semata.

Tegasan dari Jokowi ini membuat banyak pihak terhenyak, Amien bungkam  dan artinya membuat fokus terhadap kekisruhan di Partai Demokrat seperti ditaruh di posisi yang semestinya. Memang, Amien menyebut bahwa rencana ini dibalut di dalam kekisruhan Demokrat, entah apa yang dimaksud Amien, tapi pegiat media sosial, Denny Siregar menyebutnya sebagai propaganda jorok.

Propaganda jorok itu sudah mental, sekarang bola dimainkan di lapangan yang semestinya yakni pertarungan antara Demokrat AHY melawan Demokrat Moeldoko di ranah hukum dan administrasi. 

Bola panas bahkan sudah bergulir dan ada di Kemenkumham, yang berarti Jokowi sudah bisa lebih santai. 

Kabarnya Demokrat Moeldoko sudah mendaftar hasil KLB ke Kemenkumham, bahkan sudah diklarifikasi sendiri oleh Menkumham, Yasonna Laoly.

Pertanyaannya adalah apakah kepengurusan Demokrat Moeldoko akan diakui oleh Menkumham? Ini memang ditunggu-tunggu. Demokrat AHY menyebut tak ada ruang bagi pemerintah untuk mengakui legalitas dari Demokrat Moeldoko, dengan alasan terlalu banyak kecacatan yang diperlihatkan di dalam prosesnya.

Akan tetapi, harus diakui ini adalah negara hukum, artinya perspektif bisa jadi subyektif ketika memang pada akhirnya, ada hal-hal dan pembuktian yang bisa membuat Demokrat Moeldoko dapat diakomodir meskipun dengan beberapa catatan. Kabar terakhir, Kemenkumham masih memverifikasi data yang diberikan dan akan menyampaikan kelanjutannya  jikalau ada berkas-berkas yang kurang.

Lalu apa yang akan diputuskan oleh Kemenkumham? Saya menduga ini dapat ditarik ulur untuk beberapa waktu. Di panggung depan ini terlihat sebagai masalah administrasi semata, tetapi di panggung belakang, bisa saja masih ada negosiasi atau lobi politik yang sedang dilakukan oleh ekdua belah pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun