"Kalkulasinya sekarang sih masih biasa saja. Tidak ada yang perlu direspons berlebihan. Tetapi manakala itu sudah bersinggungan dengan stabilitas dan mulai mengganggu, saya ingatkan kembali. Negara punya kalkulasi. Untuk itu ada hitung-hitungannya," tegas Moeldoko saat itu.
Jika benar ini rivalitas, maka Gatot memang perlu mewaspadai manuver seniornya ini. Ketika Gatot mulai meredup, Moeldoko tampil mengejutkan dengan menjadi Ketum Demokrat KLB.
Selain itu jika kita melihat dengan detail, patut diduga bahwa gerakan Moeldoko ini bisa saja "mengancam" pergerakan politik Gatot, apalagi jika bicara bahwa Gatot memang sedang sekubu dengan Demokrat AHY---didukung pujiannya untuk SBY.
Kisruh ini bisa saja membuat Demokrat AHY menjadi terancam terdera konflik berkepanjangan, jika demikian Demokrat sebagai kendaraan politik yang mungkin akan diincar oleh Gatot bisa saja mogok, dan yang paling sial adalah berhasil ditumpangi dengan nyaman oleh Moeldoko. Gatot bisa gagal. Kita tunggu saja kelanjutan cerita, rivalitas dua jenderal ini.
Referensi:
Gatot Nurmantyo: Moeldoko Tak Cerminkan Etika-Moral Prajurit, cnnindonesia, Selasa,16 Maret 2021
Gatot Nurmantyo Ngaku Diajak Kudeta AHY, Penggagas KLB: Halusinasi!, Detiknews, 8 Maret 2021
Moeldoko: Setelah KAMI Nanti Ada KAMU, Terus Apa Lagi?, detiknews, Kamis, 1 Oktober 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI