Saya baru saja membaca berita tentang deklarator Partai Demokrat, sekaligus politisi senior, Â Max Sopacua yang mengaku mengundurkan diri dari Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas). Sebagai informasi, di partai baru tersebut, jabatannya tak main-main yakni sebagai Ketua Dewan Pembina.
Apa alasan Max Sopacua mundur? Pada awalnya, Max  sendiri yang menyatakan bahwa dia sudah tak sejalan dengan kebijakan dan kehendak partai.
"Ternyata yang saya lakukan hampir selama tiga bulan tidak sejalan dengan apa yang jadi cita-cita saya, artinya ingin membesarkan partai dan target kita adalah partai ini harus ikut pemilu," kata Max, dikutip dari CNNIndonesia.com, Â pada Sabtu (20/2).
Max juga sempat menambahkan persoalan administratif sebagai alasannya. Menurut Mas, selama ini Partai Emas ternyata belum mengurus administrasi pembentukan partai dengan mendaftarkan diri ke Kementerian Hukum dan HAM.
"Yang kita ingin capai itu aspek legalitas dari Kumham. Ini belum jadi partai, namanya saja Partai Emas, tapi belum jadi partai politik," kata Max.
Itu hari Sabtu, 20 Februari. Â Di Senin, 22 Februari, Â beritanya sudah lebih lengkap dan spesifik, Max Sopacua dikabarkan mengundurkan diri dari Partai Emas untuk melaksanakan KLB Partai Demokrat.
"Saya tuh ada bersama teman-teman para senior. Yang mau membuat KLB nanti sama-sama. Kami ini yang pendiri Partai Demokrat. Kami itu pendiri deklarator (Partai Demokrat)," ujarnya Max Sopacua seperti dilansir Detik.com, (22/02/2021).
"Jadi dulu, saya kan pas AHY jadi ketua kan kita-kita ini dibuang semuanya. Karena dibuang saya ke Partai Emas pada waktu itu. Nah sekarang kita lihat ada gejala yang tidak bagus dan harus meluruskan partai ini kembali, kita ramai-ramai kembali. Tidak ada orang yang bisa menyingkirkan saya dari Demokrat. Siapa yang bisa memberhentikan saya dari Demokrat. Siapa? Deklarator saya," tambah Max.
"Siapa yang bisa memberhentikan saya dari Demokrat. Siapa? Deklarator saya," --Max Sopacua.
***
Saya sempat menyaksikan beberapa kali dialog yang melibatkan Max Sopacua ketika isu tudingan kudeta kepempimpinan Partai Demokrat sedang panas-panasnya. Max dihadirkan oleh beberapa media untuk mengkonfirmasi kebenaran tudingan bahwa dirinya sebagai insiator gerakan kudeta tersebut.
Max nampak kokoh, maju, dan tak gentar ketika diperhadapkan dengan pengurus aktif Demokrat yang terlihat lebih muda darinya, seperti Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra atau akrab disapa Zaky atau Wasekjen Renanda Bachtiar.
Para pengurus ini nampak sangat hati-hati memperlakukan Max Sopacua, dan pada akhirnya beberapa dialog itu berakhir dengan permintaan maaf dan dengan sendirinya menyatakan bahwa Max tidak terlibat.
Penuh misteri "kerendahan hati" para pengurus ini, yang nampak ganas di awal-awal tudingan. Ada apa sebenarnya? Ada dua dugaan, memang Max tidak terlibat, atau memang Max memiliki kekuatan politik yang akan kontraproduktif jika menjadi lawan daripada kawan.
Untuk dugaan kedua, lebih menarik untuk dibahas. Mengapa? Kehati-hatian para pengurus terhadap Max juga seragam atau serupa terhadap perlakukan mereka terhadap Marzuki Alie, Â mantan Sekjen Demokrat yang pada akhirnya buka-bukaan sedikit tentang "kecolongan Mega" di depan publik.
Jika kita perhatikan, maka gelombang gerakan dari level senior sepertinya memiliki poros yang besar dari kedua tokoh ini. Marzuki adalah pendiri seperti Max, dan pernah menjadi Sekjen, sedangkan Max adalah orang kuat dari balik layar yang di akhir kepengurusannya menjadi anggota Mahkamah Tinggi Demokrat.
Bagaimanapun seperti Marzuki, Max adalah orang yang sudah makan asam garam dan tahu isi perut Demokrat. Mengambil jarak dengan Max, dan gagal melakukan rekonsiliasi dengan Max akan membuat jalan kepengurusan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)akan menghadapi tembok terjal dengan kerikil tajam.
Asal tahu saja, Max Sopacua orang yang vokal mengusulkan agar, yang tak lain putra sulung SBY, sebagai pengganti SBY sebelum kongres 2019, menurut Max, AHY bisa menggantikan SBY dalam Kongres Luar Biasa (KLB) nanti. Akan tetapi karena menjadi inisiator Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD), dan tidak terpakai lagi, Max menyebrang ke Partai Emas.
Sekarang Max akan kembali, dan diisukan akan merencanakan KLB Demokrat pula. Babak baru kudeta Demokrat nampaknya telah dimulai Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H