Politik itu rumit, tapi seringkali bisa menghibur, Â ya seperti hiburan.
Dalam beberapa hari ini, berseliweran banyak berita yang berkaitan dengan Demokrat, Andi Arief, Kudeta dan juga cerita Marzuki Alie yang membuat PDIP ikut masuk ke dalam.
Awal mulanya memang soal isu tudingan kudeta atau pengambilalihan paksa kepemimpinan di Partai Demokrat (PD) Â yang sangat serius disikapi oleh Ketum PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)dan pengurusnya sampai melakukan konferensi pers.
Perlahan, isu kudeta itu menyebar, menyeret nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko yang memang mengaku sempat ngopi dengan beberapa pengurus Demokrat, namun ketika ini mulai meredup, kegaduhan di internal Demokrat membesar.
Mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie tersinggung karena merasa difitnah terlibat di gerakan kudeta, lalu merasa tidak mendapat perhatian ketika memprotes fitnahan dari beberapa pengurus.
Karena marah, Marzuki akhirnya tak tertahan untuk menceritakan persoalan privat yakni tentang SBY yang pernah mengatakan bahwa Ketum PDIP, Megawati pernah kecolongan dua kali, dan membuat benturan terjadi antara PDIP dan Demokrat, tentang SBY tentunya.
Untuk kisah ini, politisi Demokrat mengatakan bahwa Marzuki sedang mengarang bebas, sedangkan PDIP bahkan sudah terusik dan mulai menceritakan kisah masa lalu, dimana penunjukkan SBY sebagai menteri oleh Mega sebenarnya sudah ditolak oleh banyak orang karena pengalaman politik masa lalu SBY.
Belum selesai, bertumpuk polemik ini, sudah muncul yang baru. Kali ini memang tetap melibatkan Andi Arief, tapi sudah menyenggol istri AHY, Annisa Pohan dan sosok baru dari cuitan Andi Arief, yakni Kak Mul.
Ceritanya begini. Viralnya isu perselingkuhan Nissa Sabyan ternyata menggayut Annisa Pohan. Annisa disandingkan dengan  Nissa Sabyan dengan tagar atau diksi diksi 'pelakor' atau perebut laki-laki orang, dan tengah jadi perbincangan di jagat Twitter.
Begini tulisan Andi Arief itu. "Kak Mul, mengerahkan buzer untuk berperang kami tak bisa mencegah. Tapi tolong jangan menyerang wanita tak berdosa. Istri ketum kami wanita seperti juga ibu dan istri Anda. Hentikan Kak Mul,"
Ada dua poin yang ingin disampaikan oleh Andi melalui tulisannya ini. Pertama, Andi menilai buzzerlah yang membuat Annisa menjadi korban dari tagar perselingkuhan tersebut. Â Kedua, Andi menduga ada sosok kuat dalam diri Kak Mul yang mengerahkan para buzzer.
Andi jelas ingin melindung Annisa dari tagar 'perselingkuhan" ini. Ini tentu adalah sesuatu yang perlu karena tagar ini bisa dianggap memfitnah Annisa, dan ini terlihat sedikit lucu, karena urusan politik menjadi seperti infotaiment, gossip selebritis, menghibur.
Sampai sekarang, soal Annisa yang dituduh sebagai pelakor yang bahkan menjalar ke gossip bahwa Agus sudah menikah dengan orang lain sebelum menikah dengan Annisa menjadi kabar simpang siur yang belum bisa dibuktikan. Hanya gossip, dan bisa dikatakan menjurus ke fitnah, jika memang tidak terbukti.
Nah, lebih menarik sebenarnya jika bertanya tentang siapa Kak Mul, orang yang disebut Andi Arief sebagai penggerak buzzer.
Dari tanggapan warganet terhadap postingan ini, memang masih belum jelas siapa Kak Mul yang dimaksud, dan akhirnya menimbulkan spekulasi. Apakah Kak Mul itu, Muyadi, Mulyani atau Muldoko, bukan Moeldoko. Siapa mereka, belum ada yang tahu hingga saat ini. Bahkan banyak yang becanda, seperti menyebut Mul dengan mules dan sebagainya.
Jadi siapa Kak Mul? Â Publik sebenarnya hanya perlu sedikit bersabar. Biasanya Andi Arief dan Demokrat tidak akan terlalu lama untuk mengungkap sosok yang dimaksud.
Contohnya ketika isu kudeta Demokrat saat itu baru dilempar ke publik, dan baru dilengkapi dengan petunjuk bahwa mereka adalah mantan pengurus partai, anggota partai aktif dan sebagainya, tiba-tiba nama-nama seperti Marzuki Alie, Max Sopacua, Damrizal, Jony Allen dan Nazarudin sudah muncul di permukaan, meski tak dilakukan secara resmi, seperti melalui konfrensi pers.
Ini berarti, tunggu saja, sosok Kak Mul ini akan disampaikan oleh Andi Arief dengan segera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H