Di laut yang dalam, Â mutiara dibentuk melalui proses panjang, dia bisa dihempas kesana-kemarin, diterjang oleh benda lain atau bahkan pasir, namun lambat laun, terbentuk menjadi mutiara yang berkilau dan indah. Sekali berkilau, dia akan tetap berkilau.
Terawan pun nampak demikian. Terawan terpilih menjadi menteri bukan karena faktor politik. Terawan dipilih salah satunya karena kisah penyembuhannya yang melayani dan menolong banyak orang dari berbagai kalangan yang akhirnya terdengar dan menyentuh hati Jokowi. Jokowi menilai orang yang mau melayani seperti Terawanlah yang dibutuhkan di dunia kesehatan.
Sayangnya ketika pandemi melanda secara global, banyak negara yang kikuk melakukan kebijakan kesehatan, karena ada unsur sangkut paut yang kompleks yang membuat gerak terlihat lambat, padahal mungkin butuh penyesuaian. Di titik itu, Terawan dinilai banyak pihak tidak mampu dan sebagainya.
Setelah direshuffle, diganti Jokowi, tidak banyak komentar dari mulut Terawan. Dia nampak tidak perlu membela diri, atau perlu melakukan protes, kritik untuk menjaga nama baiknya, tidak, Terawan tetap tenang. Meski namanya dapat dianggap sudah tenggelam.
Akan tetapi, seorang yang memiliki karakter kuat, mau bekerja dan melayani tidak akan berubah, meskipun di tempat berbeda dan jabatan yang lebih rendah. Terawan tetap bekerja dan melayani.
Di akhir Februari ini, kabar baik datang dari Terawan. Kerjasama pembuatan Vaksin Nusantara yang diinisiasi Terawan hasil kerjasama dengan Aivita Biomedical Corporation AS, Universitas Diponegoro, dan RS Kariadi Semarang, sudah memasuki tahapan uji klinis fase II.
Jika lolos uji klinis di semua tahapan dan mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), maka Vaksin Nusantara ini  akan diproduksi secara masal.
Istimewanya, vaksin tersebut menggunakan metode berbasis sel dendritik autolog yang bersifat personal.Â
Sel dendritik autolog dari sel darah putih yang dimiliki setiap orang akan dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2, lalu sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali, dan akhirnya membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2. Ini berarti bisa aman di segala usia, dan juga bagi penderita yang memiliki Comorbid.
Ini tentu sebuah kabar baik. Kita tidak pernah tahu, bahwa suatu saat ada berita gembira seperti ini, dan datang dari dokter Terawan. Mutiara itu akan tetap berkilap dimanapun berada, dan kita berharap akan lahir mutiara-mutiara lainnya dari putra-putri terbaik bangsa ini.
Semoga saja, Vaksin Nusantara ini dapat lolos tahap demi tahap dan pada akhirnya dapat diproduksi secara massal.Â