Tudingan Demokrat melalui berbagai dialog politik yang dilakukannya adalah orang di lingkaran Jokowi ini bahkan disebut melakukan pencatutan dan klaim terhadap dukungan Jokowi---mesti masih perlu dibuktikan.
Inilah yang rasanya masih menjadi "PR" Â bagi Jokowi untuk kembali memikirkan untuk kembali menjawab surat dari Demokrat, meski di waktu lain.
Jokowi mungkin akan merasa perlu menjelaskan kepada masyarakat bahwa dirinya masih menjunjung etika politik dan lebih daripada itu menjaga fatsun bahwa pejabat pemerintah seharusnya jangan terlibat dalam manuver politik, karena bersifat non partisan.
Jika akhirnya demikian, jawaban Jokowi dirasa tak perlu sampai mendetail, hanya normatif saja cukup, yang penting kembali menegakkan marwah dari kekuasaan saat ini yang tak mau terlibat atau mengintervensi parpol.Â
Mungkin juga Jokowi akan mengulangi tentang komitmen  pemerintah yang akan sungguh-sungguh menjunjung dan membangun demokrasi yang sehat dan menegaskan tentang kekuatan politik yang  perlu saling bahu membahu, baik koalisi dan oposisi untuk menangani  isu pandemi covid yang belum terselesaikan daripada bicara ambisi kekuasaan.Â
Jika ini diungkapkan, ini akan sangat baik sekali untuk  memberikan kejelasan akan kegaduhan yang terjadi.
Akan tetapi, memang komunikasi politik juga akan tidak mudah. Banyak misinterpretasi dapat terjadi, apalagi di saat kegaduhan sedang berada di puncaknya.
Dapat dibaca pula bahwa jawaban Pratikno yang bagi Demokrat itu tidak memuaskan, hanyalah strategi Jokowi untuk menetralisir situasi. Artinya, ketika situasi menjadi lebih adem, dan Demokrat juga sudah lebih tenang, mungkin saja akan ada jawaban dari Istana lagi.Â
Mungkin saja,di dalam politik apapun bisa terjadi. Kita tunggu saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI