Nampaknya, ini bukan humor yang dimaksud dalam konteks Anies ini. Ini bukan sebuah pengetahuan baru bahwa di jam 2 pagi Jakarta tidak macet, apalagi tidak ada yang tertawa lepas mendengarnya.
Kedua, humor agresif, sebuah humor yang menggunakan kekurangan orang lain sebagai bahan lelucon, ini seringkali kita jumpai dalam lawakan di televisi.
Anies bisa menggunakan ini, tapi memang tak pas, dia bisa menyalahkan Ahok, Sutiyoso atau Bang Ali. Hanya tentu tak bisa, soalnya semua gubernur menghadapi masalah yang sama, dan berjanji menyelesaikan, tapi tak selesai-selesai.
Ketiga, humor menyalahkan diri sendiri. Banyak pelawak sering menggunakan hal ini, karena terasa "aman". Menyalahkan diri sendiri tentu saja sulit dilakukan, tapi bagi para pelawak, ini sesuatu yang menghibur.
Keempat, Â humor untuk diri sendiri. Ini sebenarnya yang paling mendekati humor yang sedang dilakukan oleh Anies. Â Humor ini diciptakan di pikiran kita sendiri, untuk diri kita sendiri, lalu kita akan tertawa jika membayangkannya.
Memang akan menjadi persoalan ketika humor tersebut diucapkan di muka umum, biasanya akan terlihat tidak lucu, dan bahkan memalukan. Namanya juga humor untuk diri sendiri.
Lalu mengapa humor bahwa Jakarta tidak macet di jam 2 pagi itu diucapkan Anies? Ah, namanya juga humor untuk diri sendiri, bagi Anies lucu, artinya jika itu tidak diperuntukkan untuk semua orang menikmatinya, untuk apa juga serius menanggapi.
Jakarta memang tidak macet jam 2 kok. Lucu? Jika tidak, ya ialah itu hanyalah humor Anies untuk dirinya sendiri. Gitu saja.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H