"Siapa disini yang datang kesini karena baru diputus pacar?"
"Aqoooh...."
"Guahhh...ahhh...(emoticon sedih)"
"Bangs*t...kenapa tanya beginian..". Nah, ini termasuk respon juga meski sepertinya kurang bisa menerima kerasnya cinta.
..dan komentar- komentar lainnya.
Nah, ini kan spesifik, orang merasa "diperhatikan" secara khusus oleh sesamanya, maksudnya seszen, sesama netizen. Jikalau tidak, maka dia hanya klik, clingak-clinguk..lalu pergi, tak membekas, begitu saja, kurang berwarna, kurang berasa...permen.
Selain soal topik yang spesifik...menggunakan "Siapa disini yang...", juga seperti memanggil roh-roh keinginan eksistensi pembaca  untuk muncul di permukaan. "Siapa disini yang...".
Lalu dalam hati pembaca, akan menjawab, "Saya disini, dan saya itu kan adalah siapa yang dimaksud dan (dipanggil)..." karena itu  saya harus menjawabnya, meskipun jawabannya ngawur...yang penting eksis.
Inilah yang membuat kita tidak perlu heran, banyak netizen yang kurang nyambung antara pertanyaan dan jawaban, karena hanya roh eksisnya yang disentuh, emosional belum.
"Siapa disini yang datang karena suka Judika?"
"Laperrr om....".