Perhatikan. Liverpool mampu melakukan gegenpressing bukan karena Van Dijk yang kokoh di belakang, tapi karena Salah dan Sadio Mane di depan, yang mampu menusuk ketika bola sudah direbut kembali.
Lha, sekarang memang pressing ketat dilakukan, tapi lawan politik bisa dibilang tidak mempunyai sosok yang sudah muncul di permukaan.
Jika ini lambat dilakukan, maka penilaian publik akan cenderung kepada menjelek-jelekkan atau yang negatif semata.
Malah bukan itu saja, Risma akan tetap nyaman, karena pressing ini tidak berbuah apa-apa bagi lawan politik, dan Risma akan terus mendapat perhatian publik.
Jika benar demikian, ini dapat berarti senjakala bagi gegenpressing politik yang dipakai. Mungkin lawan perlu berganti taktik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H