Tiba-tiba, Munarman yang sudah emosi langsung berdiri lalu mengambil gelas di depannya dan menyiramkan air digelas tersebut ke muka Tamrin Tomagola sambil berkata: "Anda diam, kalo saya lagi ngomong!"
Tamrin kaget, diam dan tak percaya akan apa yang diterimanya itu. Seusai kejadian itu, Tamrin berkomentar singkat melalui akun twitternya  dengan menyatakan bahwa dirinya tak mau memperpanjang masalah karena tidak mau melayani preman.
"Biarkan publik yg menilai n beri hukuman sosial yg setimpal. Sy tdk mau melayani preman," tulisnya di  @tamrintomagola. setelah acara berlangsung.
Di sisi lain, Munarman menolak untuk meminta maaf, baginya memang Tamrin sudah keterlaluan.
***
Jika kita melihat dari sisi ini saja, maka kita akan sulit mendapatkan korelasi antara pendapat Tamrin pada tahun 2012 yang disadur Pandji saat ini, dengan relasinya dengan FPI.
Jika pandangan Tamrin tentang FPI pada 2012 adalah positif, mengapa pada 2013 dia lalu berseberangan dengan FPI dan menganggap negatif  atau "melawan" tindakan sweeping yang dilakukan oleh FPI yang berbuah insiden penyiraman air itu.
Ada beberapa dugaan yang dapat dikemukakan. Pertama, konteks yang dimaksudkan Tamrin dalam kalimatnya kepada Pandji mungkin saja berbeda, dan berkaitan dengan waktu dan tempat.
Kalimatnya belum menjadi lengkap jika terlepas dari konteks. Bisa saja saat itu, Tamrin sedang menjelaskan hasil risetnya di tempat-tempat yang adalah kantong FPI.
Jika seperti ini dan sumber riset dari pernyataan Tamrin itu adalah anggota atau simpatisan FPI yang mengatakan itu, maka wajar saja.
Kedua, Tamrin memang berpendapat demikian, namun sebagai sosiolog dia terpaksa harus berseberangan dengan FPI jika berkaitan dengan aksi sweeping.