Pria yang duduk, berbaju biru navy itu mulai bicara, singkat. Kedua tangannya saling menggenggam, tenang, seirama dengan tempo bicara yang lambat. Dia mungkin tak tahu, bahwa 50 detik ini telah ditunggu oleh jutaan mata di dunia. Lelaki yang amat populer ini telah menghilang sejak Oktober lalu.
Miliarder sekaligus pendiri Alibaba China, Jack MA telah muncul kembali, namun tidak dalam tayangan live, namun dalam sebuah video singkat yang dirilis oleh media milik pemerintah China, Global Times.
Tayangan yang berdurasi hanya 50 detik ini berisi pernyataan Jack Ma untuk 100 guru pedesaan di seluruh China sebagai bagian dari acara Penghargaan Guru Pedesaan Jack Ma.
Dalam videonya ada beberapa hal yang disampaikan oleh Jack Ma, di antaranya soal komitmen Jack Ma untuk pendidikan di wilayah miskin dan terpencil di China.
"Baru-baru ini, kolega saya dan saya telah belajar dan berpikir. Kami membuat resolusi yang lebih tegas untuk mengabdikan diri pada filantropi pendidikan,".
"Bekerja keras untuk revitalisasi pedesaan dan kemakmuran bersama adalah tanggung jawab generasi pengusaha kita," kata Jack Ma dalam video tersebut.
Sontak muncul berbagai pertanyaan. Apakah video ini benar-benar dibuat Jack Ma saat ini? Jika benar, kapan dan dimana?
Pertanyaan yang lumrah karena Jack Ma sudah menghilang dari hadapan publik selama tiga bulan. Kisah menghilangnya Jack Ma ini menjadi thriller misteri karena dihubungkan dengan kritiknya terhadap pemerintah sebelum menghilang.
Kritik terbuka Jack Ma dalam sebuah konferensi di Shanghai berkenaan dengan sistem regulasi keuangan China. Kritik Jack Ma yang akhirnya menuai kecaman dari penguasa China. Sesuauh itu, Jack Ma raib secara misterius.
Jack Ma bahkan tidak tampil lagi di acara reality show Africa's Business Heroes, program TV yang dirintis oleh Jack Ma untuk edukasi dan motivasi terhadap para pengusaha pemula.
Selain itu, Jack Ma juga sudah tidak aktif lagi di akun twitternya, padahal dia dikenal sering menggunakan media itu untuk menyampaikan gagasan-gagasannya.
Spekulasi liar pun bergulir. Jack Ma dianggap telah ditahan oleh pemerintah China, yang selama ini memang dikenal keras terhadap pengritiknya.
Misalnya yang terjadi pada taipan properti bernama Ren Zhiqiang pada Maret 2020 yang menghilang setelah menyebut Presiden Xi Jinping sebagai 'badut' dalam menangani krisis virus corona.
Ajaibnya, enam bulan kemudian Ren Zhiqiang yang sempat kehilangan kontak, dijatuhi hukuman 18 tahun penjara setelah dia secara sukarela dan jujur mengaku atas berbagai kejahatan korupsi.
Oleh karena itulah, pada kemunculannya kemarin, netizen bergemuruh dan merasa ada sesuatu yang mencurigakan bahwa yang muncul adalah Jack Ma yang sebenarnya tapi Jack Ma “palsu”.
“Palsu” yang dimaksud adalah Jack Ma yang selama ini dikenal, ini hanyalah Jack Ma yang di-setting oleh pemerintah.
Ada netizen yang menilai kata-kata yang dikeluarkan oleh Jack Ma tidak mengalir dengan sempurna seperti biasanya, tapi Jack Ma seperti membaca sebuah naskah yang telah disediakan.
Jika memang ini settingan pemerintah China maka muncul berbagai dugaan yang mengatakan bahwa ini memang cara pemerintah untuk mengabarkan bahwa Jack Ma dalam keadaan baik-baik saja, tidak dalam tahanan yang mengenaskan.
Mengapa ini penting sekali untuk dikabarkan? Patut diduga ada 2 (alasan) mayor yang dapat dikemukakan.
Pertama, untuk mengontrol spekulasi di luar yang dipastikan akan semakin liar seiring waktu menghilangnya Jack Ma.
Pada awal Januari ini misalnya, Jack Ma dikabarkan meninggal dunia di media sosial. Portal Mediamass di Facebook mengabarkan berita tersebut, bahkan mengklaim bahwa berita itu dapat dipercaya dan menulis 'R.I.P Jack Ma'.
Akan tetapi tak lama kemudian muncul konfimasi bahwa berita itu hoaks, dan Jack Ma dianggap menjadi salah satu korban dari penipuan berita tentang kematian selebritis atau orang terkenal yang kerap terjadi.
Kedua, nampaknya ini strategi agar menstabilkan kembali saham dari Alibaba dan grup usaha kepunyaan Jack Ma.
Mengapa ini begitu penting bagi pemerintah? Dikabarkan sebelumnya, bahwa pemerintah akan mengambil alih Alibaba dan grup usaha Jack Ma lainnya. Cara yang dipakai cukup licik bin cerdik. Alibaba akan diberikan status telah melakukan monopoli oleh karena itu perlu “dibereskan”.
Nah, persoalannya adalah sesudah Jack Ma menghilang, saham Alibaba turun drastic, bagaimana bisa pemerintah mengambil perusahaan yang akan kolaps.
Jika benar strategi ini, maka pemerintah berhasil. Dikabarkan sehari setelah kemunculan Jack Ma itu, sahal Alibaba Group meroket.
Pada Rabu (20/1), saham Alibaba Group Holding Ltd (HK:9988) meroket 9,17 persen atau 22,4 poin menjadi HK$266,6 per saham. Bandingkan dengan harga saham Alibaba Group yang sempat menyentuh level HK$104 pada perdagangan 28 Desember 2020.
Alasan kedua mungkin akan berimbas baik pada rencana pemerintah. Namun, untuk alasan pertama yakni mengontrol laju spekulasi akan keberadaan Jack Ma, mau tidak mau akan memaksa pemerintah China untuk menampilkan sosok Jack Ma lebih sering lagi.
Jika tidak, dugaan bahwa Jack Ma “palsu” yang muncul akan terus bergulir, dan misteri terus berlanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H