Akan tetapi tak lama kemudian muncul konfimasi bahwa berita itu hoaks, dan Jack Ma dianggap menjadi salah satu korban dari penipuan berita tentang kematian selebritis atau orang terkenal yang kerap terjadi.
Kedua, nampaknya ini strategi agar menstabilkan kembali saham dari Alibaba dan grup usaha kepunyaan Jack Ma.
Mengapa ini begitu penting bagi pemerintah? Dikabarkan sebelumnya, bahwa pemerintah akan mengambil alih Alibaba dan grup usaha Jack Ma lainnya. Cara yang dipakai cukup licik bin cerdik. Alibaba akan diberikan status telah melakukan monopoli oleh karena itu perlu “dibereskan”.
Nah, persoalannya adalah sesudah Jack Ma menghilang, saham Alibaba turun drastic, bagaimana bisa pemerintah mengambil perusahaan yang akan kolaps.
Jika benar strategi ini, maka pemerintah berhasil. Dikabarkan sehari setelah kemunculan Jack Ma itu, sahal Alibaba Group meroket.
Pada Rabu (20/1), saham Alibaba Group Holding Ltd (HK:9988) meroket 9,17 persen atau 22,4 poin menjadi HK$266,6 per saham. Bandingkan dengan harga saham Alibaba Group yang sempat menyentuh level HK$104 pada perdagangan 28 Desember 2020.
Alasan kedua mungkin akan berimbas baik pada rencana pemerintah. Namun, untuk alasan pertama yakni mengontrol laju spekulasi akan keberadaan Jack Ma, mau tidak mau akan memaksa pemerintah China untuk menampilkan sosok Jack Ma lebih sering lagi.
Jika tidak, dugaan bahwa Jack Ma “palsu” yang muncul akan terus bergulir, dan misteri terus berlanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H