Selain itu, Jack Ma juga sudah tidak aktif lagi di akun twitternya, padahal dia dikenal sering menggunakan media itu untuk menyampaikan gagasan-gagasannya.
Spekulasi liar pun bergulir. Jack Ma dianggap telah ditahan oleh pemerintah China, yang selama ini memang dikenal keras terhadap pengritiknya.
Misalnya yang terjadi pada taipan properti bernama Ren Zhiqiang pada Maret 2020 yang menghilang setelah menyebut Presiden Xi Jinping sebagai 'badut' dalam menangani krisis virus corona.
Ajaibnya, enam bulan kemudian Ren Zhiqiang yang sempat kehilangan kontak, dijatuhi hukuman 18 tahun penjara setelah dia secara sukarela dan jujur mengaku atas berbagai kejahatan korupsi.
Oleh karena itulah, pada kemunculannya kemarin, netizen bergemuruh dan merasa ada sesuatu yang mencurigakan bahwa yang muncul adalah Jack Ma yang sebenarnya tapi Jack Ma “palsu”.
“Palsu” yang dimaksud adalah Jack Ma yang selama ini dikenal, ini hanyalah Jack Ma yang di-setting oleh pemerintah.
Ada netizen yang menilai kata-kata yang dikeluarkan oleh Jack Ma tidak mengalir dengan sempurna seperti biasanya, tapi Jack Ma seperti membaca sebuah naskah yang telah disediakan.
Jika memang ini settingan pemerintah China maka muncul berbagai dugaan yang mengatakan bahwa ini memang cara pemerintah untuk mengabarkan bahwa Jack Ma dalam keadaan baik-baik saja, tidak dalam tahanan yang mengenaskan.
Mengapa ini penting sekali untuk dikabarkan? Patut diduga ada 2 (alasan) mayor yang dapat dikemukakan.
Pertama, untuk mengontrol spekulasi di luar yang dipastikan akan semakin liar seiring waktu menghilangnya Jack Ma.
Pada awal Januari ini misalnya, Jack Ma dikabarkan meninggal dunia di media sosial. Portal Mediamass di Facebook mengabarkan berita tersebut, bahkan mengklaim bahwa berita itu dapat dipercaya dan menulis 'R.I.P Jack Ma'.