Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini 3 Cara Cerdik Inter Milan untuk Melukai Juventus

18 Januari 2021   06:25 Diperbarui: 18 Januari 2021   07:00 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leo Bonnuci hanya bisa ternganga melihat selebrasi gol BarellaI Gambar : Allesandro Sabatini/ Getty Images

Juventus takluk di Giuseppe Meazza dengan skor meyakinkan, 0-2. Klub lawan sekaligus tuan rumah, Inter Milan bermain dengan amat cerdas. Sang allenatore, Antonio Conte seakan tahu bagaimana sang murid,  Andrea Pirlo akan memainkan taktiknya di lapangan. Juve lalu dilukai dengan cara yang cerdik.

La Vechia Signora datang dengan kepercayaan diri tinggi. Tim sekota Inter, yakni sang pemuncak klasemen, AC Milan sebelumnya dipecundangi mereka, 3-1 di San Siro--stadion yang sama dengan Inter tapi dengan nama yang berbeda, tergantung siapa yang bertindak sebagai tuan rumah.  

Mengalahkan AC Milan membuat banyak pundit berkata bahwa jika Inter kembali dapat dikalahkan,  Juve akan terbang kembali. Juve dipercaya akan kembali digdaya seperti musim-musim sebelumnya. Akan tetapi apa mau dikata, skuad Pirlo tampil apa adanya dan akhirnya  takluk melalui gol dua gelandang Inter,  Arturo Vidal dan Nicola Barella.

Bagaimana cara Inter menaklukkan Juventus?  Paling tidak ada 3(tiga) hal yang dapat dikemukakan;

Pertama, taktik 3-5-2 Conte terbilang berhasil menghalau pergerakan sayap cepat bianconeri, Federico Chiesa.  

Kedua tim sebenarnya memiliki dua modal yang sama saat tampil menyerang. Pertama, keduanya mengandalkan lini depan yang tangguh dengan Romelu Lukaku di Inter dan Ronaldo di Juve. Kedua, keduanya bergantung pada pergerakan pemain sisi sayap yang cepat. Ada Chiesa di Juventus, dan Achraf Hakimi serta Ashley Young di Inter.

Hanya yang membedakannya adalah taktik yang dipakai oleh para pelatih. Sedari awal, Inter memainkan 3-5-2 sebagai pakemnya, sedangkan Juventus menjajal laga dengan 4-4-2.

Di bagian ini, Pirlo menginstruksikan Chiesa untuk mengintip lubang terbuka di sisi kiri Inter---hal yang sama yang berhasil dilakukan saat melawan AC Milan. Saat itu, Theo Hernandez sering dibuat Chiesa kehilangan posisi, yang akhirnya membuat lini pertahanan Milan terlihat keropos.

Kali ini jelas berbeda. AC Milan bermain dengan 4-4-2, bukan 3-5-2, milik Inter. Di formasi 3-5-2  ini, Chiesa akan lebih sulit mendapat ruang. 

Di zona ini, bukan saja ada Ashley Young sebagai wing back yang siap bergerak spartan turun naik, tetapi masih ada juga Allesandro Bastoni sebagai center back kiri Inter. Sialnya bagi Juve, kedua pemain bermain amat baik di laga ini.

Sebenarnya coach Pirlo berusaha mengganggu dengan menempatkan Adrien Rabiot disana, sayang setiap Rabiot ataupun Danilo naik, Vidal dan Brozovic juga telah diinstruksikan Conte untuk ada disana. Pirlo kebingungan dan setelah gol cepat Vidal, pemain Juve terlihat frustrasi mendapati Chiesa yang terpenjara.  Disini sudah mulai terlihat,  Juve off, Inter on.

Kedua, Achraf Hakimi yang lebih sabar dan cerdas bermain defensif. Ada bintang baru Inter Milan yang ditunggu penampilannya dalam derby de'Italia ini, yakni Achraf Hakimi. Wing back kanan yang musim ini tampil mentereng.

Sebenarnya keberadaan Hakimi seperti dua sisi mata uang bagi Inter, dapat menjadi kekuatan atau malah menjadi titik kelemahan. Maksudnya seperti ini, jika Hakimi terlalu  ofensif dan out of possession maka akan menjadi blunder bagi Inter sendiri.

Kali ini, cuaca baik bagi Inter.   Conte apalagi Hakimi tampil lebih sabar dan cerdas. Conte seperti meminta Hakimi tampil lebih cerdik, bahkan terkesan defensif. Apakah Inter takut akan ada distraksi di posisi Hakimi jika tampil ofensif, jelas saja tidak.

Ini kecerdikan Conte terlihat . Hakimi seperti diperintahkan tetap lebih dalam untuk menarik Frabotta, bek kiri Juve agar maju lebih jauh. Lalu apa yang terjadi?

Di titik ini ada wilayah kosong  yang dibiarkan Juve, dan akibatnya gol Barella dibabak kedua  terjadi. Chiellini sibuk menjaga Lukaku, perangkap offside yang  gagal, dan Frabotta sedang asyik mengejar Hakimi di wilayah Inter.

Hakimi tak perlu mencetak gol, tapi tugasnya menarik lawan dan menciptakan ruang kosong dapat dikatakan sangat berhasil di laga ini.

Ketiga, lini tengah yang lebih cerdas. Ketika Inter memilih untuk meminang Arturo Vidal yang sudah terbilang veteran mungkin banyak pihak yang nyinyir. Untuk apa Inter meminang gelandang yang tak mau dipakai Barcelona itu?

Jika kita telisik, kegagalan Inter musim lalu karena lemahnya lini tengah. Inter memiliki banyak gelandang muda yang enerjik, namun tak berpengalaman dan bermental juara. Kedatangan Vidal bukan menambah tenaga, tetapi memberi suntikan pengalaman dan tambahan pengalaman bagi yang muda dalam membaca pertandingan.

Di titik ini, Vidal, meski eksekusinya tak sehebat dulu, tapi penempatan posisi, membaca arah gerak lawan masih dapat dikatakan di atas rata-rata. Lihat saja, Bentacur, Rabiot dan Ramsey di sisi Juve terlihat bingung ketika menghadapi tembok tebal Inter, sebaliknya Vidal, Brozovic dan terutama Barella, sang man of the match tampil amat percaya diri di laga ini.

Jika berkaca pada pertandingan ini, Juventus rasanya mesti cepat berbenah. Lini tengah yang kebingungan linear dengan minusnya kreatifitas. Jika tak mampu menciptakan atau menghadirkan gelandang kreatif yang lebih tangguh, Juve tak akan kemana-mana musim ini.

Akhirnya kekalahan ini membuat jarak Juventus dan Inter di posisi dua menjadi tujuh poin. Memang masih banyak laga tersisa, namun sekali lagi, jika Juventus tidak berbenah, berebut tempat untuk slot Liga Champions saja mereka akan kerepotan.

Inter? Ini tim yang berulangkali disebut pundit sudah matang dan solid. Strategi transfer pemain ala Marotta yang efektif  dan bertahannya Antonio Conte membuat Inter lebih siap menjadi scudetto di musim ini. Asal dengan satu catatan, Inter tak sering kalah di laga-laga aneh, seperti ketika kalah dari Sampdoria seminggu lalu.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun