Benar kata Fergie, Rooney akan belajar sesuatu pada waktunya. Pada Maret 2020, dalam sebuah wawancara Rooney menceritakan tentang relasinya dengan Fergie di masa lalu itu.
Rooney memuji Ferguson sebagai manajer terbaik yang penah dia ketahui dan akan berusaha belajar dari Fergie ketika memutuskan menjadi seorang manajer.
"Man management-nya adalah yang terbaik yang pernah saya lihat. Saya selalu ingat sebagai seorang bocah, setiap turun minum, saya adu mulut dengannya. Secara konstan. Saya ingat kala itu berpikir 'Kenapa sih dia terus mengomeli saya? Kan ada pemain-pemain yang jauh lebih buruk dari saya'," ungkap Rooney.
"Tapi semakin tua, Anda menyadari kenapa dia melakukannya. Dia akan mengomeli saya karena menggiring bola, yang mana jarang saya lakukan... ah, saya memang sedikit lebih sering menggiring bola sih saat itu." tambah Rooney.
Rooney telah semakin dewasa.
***
Wayne Rooney sudah berusia 35 tahun sekarang, waktu yang tepat untuk memutuskan gantung sepatu dan memilih untuk menjadi seorang manajer klub.
Jika melihat perjalanan karier Rooney maka seperti menemukan kejujuran dari sepakbola itu sendiri, tak ada yang ditutup-tutupi.
Rooney bisa tampil sebagai seorang kapten yang kuat, predator hebat di depan gawang lawan namun di sisi lain, Rooney juga nampak tidak sempurna dengan temperamentalnya. Di satu sisi dan suatu waktu, dia dipuja-puji, namun di waktu lain dia dihujat bahkan dibenci.
Rooney terus melangkah, dan bertumbuh. Beberapa kali saya menyaksikan laga-laganya di MLS. Rooney ternyata sudah berganti peran, dia bukan lagi seorang striker namun telah bertransformasi menjadi pemain tengah bahkan rela menjadi gelandang bertahan.
Rooney nampak lebih tenang, lebih kalem. Saya menunggu letupan kemarahannya, sudah amat minus dibandingkan dirinya di masa lalu.