Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Belajar Menulis Secara Online

3 Januari 2021   21:15 Diperbarui: 3 Januari 2021   21:25 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal menarik dari kebanyakan resolusi 2021 yang dibuat beberapa rekan adalah keinginan kembali belajar hal yang baru. Hal ini memang berkaitan dengan pengembangan diri dan menurut saya ini adalah sesuatu yang  wajar. Kita memang selalu suka yang baru, apalagi di masa pandemi ini, melakukan hal seperti itu terbuka lebar. Kita yang sempat vakum untuk belajar dipaksa untuk kembali belajar dari rumah. Online.  

Belajar menulis secara online mungkin menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk menjadi resolusi. Akan tetapi seperti belajar hal yang lain, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk belajar menulis secara online tersebut. Saya mencoba menuliskan tiga hal berdasarkan pengalaman ketika belajar menulis online.

Pertama, memilih terlebih dahulu apa jenis tulisan yang ingin dipelajari. Saya pernah mengikuti sebuah kelas menulis online yang menurut saya paling baik dari sisi interaktif antara peserta pelatihan, pelatih dan panitianya.

Mengapa baik, karena dalam kelas ini dibuat grup whatsup (WA) untuk saling komunikasi. Nah, dalam grup WA tersebut, di awal pertemuan ternyata ada beberapa peserta yang belum mempersiapkan dengan baik untuk mengikuti kelas, minimal dari ekspetasi yang akan didapatnya.

Misalnya, ada peserta yang mengira dalam kelas akan diajar cara membuat cerita pendek (cerpen) padahal di kelas akan fokus dalam cara menuliskan artikel pendek atau esai. Ada lagi yang bahkan mengira dirinya juga akan dilatih cara  membuat puisi.

Karena tak mau kehilangan peserta, terpaksa panitia dan pelatih berusaha menghibur dan di beberapa sesi menyelipkan cara menulis kedua jenis tulisan ini, meski dapat dikatakan sangat minim. Meskipun para peserta tersebut terus belajar, namun sepertinya mereka tidak maksimal mengikuti kelas tersebut karena mis ekspetasi dari awal.

Oleh karena itu, saran saya, sebelum kelas, kita perlu menanyakan lebih detail kepada narahubung jenis tulisan apa yang akan diajar di kelas agar sesuai dengan minat kita.  Jika ingin belajar menulis esai, maka pilihlah kelas yang khusus mengajar hal itu, jika ingin belajar menulis fiksi, maka perlu dicari kelas khusus belajar menulis fiksi.

Kedua, mengetahui siapa penulis yang akan menjadi tutor dalam kepenulisan. Poin ini menurut saya penting. Misalnya, jika ingin mengikuti kelas menulis yang tutornya adalah Kang Pepih Nugraha, maka minimal kita perlu membaca tulisan Kang Pepih sebelumnya.

Ini akan membantu kita untuk melihat gaya penulisan seperti apa yang akan kita dapat pelajari lebih detail dan lebih mendalam.

Pengalaman saya, memang teori dalam beberapa kelas menulis terlihat sama atau memiliki kemiripan, seperti cara membuat judul, lead, isi,  penutup dan lain sebagainya. Namun, jika sudah masuk ke dalam diskusi penerapannya, perspektif atau gaya menulis tutor biasanya akan mempengaruhi gaya penulisan kita nantinya.

Apakah si guru menulis akan menitikberatkan pada data, atau pada narasi atau pada estetika dalam pemilihan kata, maka itu tergantung dari siapa penulis yang akan menjadi guru kita nantinya. Misalnya, jika ingin memilih gaya penulisan yang lebih milenial atau santai, maka kita bisa memilih kelas menulis yang dibuat oleh penulis dengan gaya seperti itu.

Apalagi jika sang tutor misalnya memiliki pengalaman menulis di banyak tempat, yang berarti gaya menulisnya akan banyak, itu akan sangat bermanfaat dalam kita berdiskusi dan mengembangkan gaya menulis kita.  Artinya, membaca tulisan-tulisan sang guru sebelum dan selama kelas t penting dilakukan.

Ketiga, memilih tempat untuk mengaplikasikan dimana tulisan hasil belajar itu akan diposting. Setelah memilih jenis tulisan yang ingin dipelajari, dan siapa yang kita pilih untuk menjadi pelatih menulis kita, maka tak kalah penting adalah memilih dimana kita akan memosting tulisan kita tersebut.

Meski nampak tidak penting, namun menurut saya ini perlu dipikirkan terlebih dahulu. Selain menjadi alat untuk mendapatkan feed back, kita juga perlu mengukur seberapa tulisan kita akan bisa diterima oleh redaktur.

Misalnya memosting tulisan dari hasil belajar menulis kita di Kompasiana dan melihat bagaimana respon dari para pembaca tulisan kita. Perlu juga sekali-kali dicoba untuk dikirim ke media online lain---khususnya yang memiliki seleksi ketat terhadap tulisan, untuk melihat apakah gaya menulis dan kualitas tulisan kita sudah meningkat dan diterima di tempat tersebut.

Ketiga hal ini semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian yang berkeinginan untuk kembali belajar menulis secara online. Jika ada yang sudah pernah mengikuti kelas menulis online, mungkin tahun ini akan mencoba belajar dari penulis lain di kelas lain. Silahkan saja dicoba, tetapi yang paling penting adalah tetaplah untuk menulis.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun