Seusai laga Juventus melawan Ferencvaros di Liga Champions, Â pandit yang juga sempat melatih Juventus pada 2004-2006, Fabio Capello mengatakan hal menarik kepada Sky Sports demikian '"Bagi saya (Capello), Â saat ini Morata adalah Benzema dari Juve untuk Ronaldo. Ini adalah tandem yang bisa memberikan banyak kepuasan, Morata menciptakan ruang untuk Ronaldo".
Apa yang dikatakan oleh Capello sepertinya mewakili kondisi ideal yang diharapkan oleh penggemar Juventus selama ini, terkhususnya sejak Juve mendatangkan Christiano Ronaldo sejak musim 2018/19.
Kira-kira, begini kondisi idealnya; Ronaldo mampu tampil ciamik seperti saat membela Real Madrid, mencetak banyak gol dan meraih banyak trofi bagi klub  dan hal itu dapat terwujud karena Ronaldo didukung partner yang mumpuni untuk berperan sebagai pelayan baginya, seperti yang dilakoni dengan sempurna oleh Karim Benzema.
Di Juventus hal itu belum terjadi, dan nampaknya Juve kesulitan mencari pemain yang cocok  untuk  melakukan Benzema role bagi Ronaldo. Dua pemain yang pernah didorong untuk melakukannya, masih belum berhasil. Gonzalo Higuain gagal, dan Paulo Dybala nampak tidak konsisten.
Lalu di era kepelatihan Andrea Pirlo, didatangkanlah Alvaro Morata dari Atletico Madrid. Dari beberapa laga awal di berbagai kompetisi musim ini, peran Morata nampak begitu menjanjikan dan sudah mengundang pujian. Pantas, karena dari dua setengah pertandingan bersama (Ronaldo-Morata) keduanya telah membuahkan 7 gol bagi Juventus.
Inilah yang tak pelak mengundang Capello untuk berkomentar bahwa Moratalah orang yang tepat yang selama ini dicari oleh Juventus untuk mau bertugas menjadi pelayan bagi Ronaldo. Akan tetapi benarkah demikian? Benarkah bahwa Morata akan benar menjadi seorang partner yang bisa mengorbankan egonya seperti Benzema?
Meskipun bisa dikatakan masih prematur untuk menilai ini, namun dari beberapa pertandingan yang saya cermati dimana Ronaldo dan Morata bermain bersama, saya harus katakan bahwa saya meragukan hal itu terjadi. Mengapa? Â Saya akan memberi 3 (tiga) alasan untuk menjelaskan ini, yakni dari sisi Ronaldo, Morata maupun kebutuhan taktik Pirlo.
Pertama, dari sisi Ronaldo, maka saya berpikir, lupakan sudah mimpi bahwa Ronaldo akan tampil sesempurna saat masih di Real Madrid dengan topangan Morata yang sesempurna Benzema sekalipun. Ini jelas berbeda, dan saya harus menyentil tentang pergerakan Ronaldo yang tak seagresif dulu lagi karena faktor usia.
Di masa emasnya di Madrid, Ronaldo dan Benzema meski berbagi peran tapi keduanya bergerak dengan dinamis. Saling berganti posisi, saling bergantian menjemput bola, meski pada eksekusinya nanti Benzema akan memberikan bola pada Ronaldo.
Saat ini pergerakan Ronaldo terbatas. Dahulu, CR7 yang masih bisa bergerak dari kiri secara simultan tanpa henti, menusuk dengan kecepatan dan dribel yang sulit dibaca pergerakannya memang sulit untuk dihentikan lawan, tapi lihat sekarang, Ronaldo sudah nampak berbeda, pergerakannya mudah terbaca, yang tersisa hanyalah insting.
Inilah yang membuat saya berpikir, jika Pirlo jeli membaca ini, maka peran pelayan dari Morata akan sia-sia jika dipaksakan, akan menjadi lebih seimbang apabila saling melayani. Titik eksekutornya bukan lagi di Ronaldo, tetapi bisa juga Morata.