Tulisan ini sebenarnya diilhami oleh tulisan berjudul "Sulam Alis" oleh Dahlan Iskan dalam DI’sway-nya. Dalam tulisan tersebut sebenarnya Dahlan tidak membahas secara langsung Djoko Tjandra tetapi menceritakan sosok Rudi Ramli, mantan pemilik Bank Bali yang ditemuinya.
Dalam tulisan itu dibahas tentang asal mula tentang bangkrutnya Bank Bali, istri Rudi Ramli yang dekat dengan Djoko Tjandra hingga opini pribadi Dahlan tentang Rudi Ramli. Ada sebuah kalimat yang dituliskan Dahlan yang menarik perhatian saya.
“Tapi saya juga melihat Rudi Ramli kini percaya Ilmu hitam. “Orang barat pun mempkraktikkan ilmu hitam.” Katanya (Rudi Ramli). “Lihat itu Harry Potter”, tambahnya”. Dan saat kehilangan Bank Bali itu, Rudy merasa lagi terkena ilmu hitam. “Luar biasa acara orang mengambil alih bank saya” ujar Rudi”.
Kalimat-kalimat di atas langsung membuat saya bertanya, jika Rudi Ramli yang notabene pengusaha dan seharusnya menggunakan ilmu manajemen tingkat wahid namun menggunakan ilmu hitam, lalu bagaimana dengan Djoko Tjandra. Apakah Djoko Tjandra juga menggunakan ilmu hitam?
Jika ditanya pada saya, dan saya harus menjawabnya maka saya akan menngatakan tidak tahu, lagian jarang-jarang orang yang menggunakan ilmu hitam itu mengaku bahwa dia menggunakan ilmu hitam, kecuali rambut hitam, sepatu hitam, baju hitam, apalagi kulit hitam memang semuanya dapat serba kelihatan dengan mata telanjang. Tetapi ilmu hitam?
Akan tetapi, obrolan-obrolan ringan di warung kopi kantin pernah saya dengar membahas tentang beberapa kejadian yang dialami Djoko Tjandra dan menghubungkannya dengan ilmu hitam yang diduga dipakainya. Paling sering dibahas adalah soal kesaktian Djoko Tjandra saat mengurus e-KTP.
Bagaimana bisa saat melakukan perekaman data dan foto untuk membuat Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP di Grogol, tak ada yang tahu bahwa yang datang itu buronan Kejaksaan Agung selama 11 tahun, koruptor kasus pengalihan hak tagih atau “cessie” Bank Bali senilai Rp 904 miliar?
Nah, menurut Wikipedia, ilmu hitam merupakan jenis ilmu sihir untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, objek, orang, dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural.
Dari pengertian ini, obrolan tentang pembuatan e-KTP yang sempat seperti supranatural itu mengarah ke dugaan bahwa ada dua hal yang dilakukan oleh Djoko Tjandra, jika memang benar-benar menggunakan ilmu hitam.
Pertama, Djoko Tjandra berubah wujud menjadi orang lain sehingga tidak dikenal, kedua, Djoko Tjandra memiliki ilmu menghilang, dan tidak terlihat jelas. Dan keduanya dilakukan dengan secepat kilat, cepat muncul cepat hilang, ces pleng. Walah.
***
Obrolan soal ilmu hitam bagi saya, hanyala obrolan santai, pengisi waktu luang. Maksudnya begini. Bagi yang percaya ya silahkan membahasnya sampai pagi, dan yang tidak percaya ya nikmati sebagai lelucon segar, dan mesti tetap waras ketika membahasnya.
Maksud saya begini. Jika ada hal yang bisa dijelaskan dengan logika pakailah itu, janganlah menggunakan hal lain, apalagi jikalau cerita kejadian mistis itu dapat menambah masalah serta memperkeruh keadaan.
Baru kemarin, seorang teman menceritakan tentang suasana kantornya yang menjadi heboh mencekam karena ada yang mendapat penglihatan bahwa bosnya ternyata “ditunggangi nenek-nenek bermuka jahat” di kantor. Intinya ada hantu di ruangan kantor bosnya, dan sering berada di belakang bosnya.
Nah, dampak dari adanya “nenek-nenek itu”, kata sang penglihat itu adalah sang bos akan menjadi sering marah-marah. Karena itu, ada dua pilihan agar hal itu tidak terjadi, Pertama, harus ada orang pintar yang mengusir "nenek-nenek" itu dan kedua, sang bos harus pindah ke tempat lain, jika bisa pindah daerah--karena konon, hantu tidak bisa ikut pindah jika sudah lain pulau.
Walah, ini kan lucu banget. Dari cerita-cerita teman sebelumnya, sang bos itu memang marah-marah karena kerjaan dari bawahannya banyak yang tak becus. Nah, karena sering marah-marah, ada beberapa karyawan yang tak suka padanya, dan berharap agar dia pindah.
Jadi bisa saja begini, “nenek-nenek” itu akan tetap ada, jika kerjaan para karyawan itu tak beres-beres, jika kerjaannya bagus “nenek-nenek” itu akan pindah kantor dan bosnya tak marah lagi. Aneh-aneh saja.
Kembali ke Djoko Tjandra. Jika kita baca beritanya, ilmu hitam Djoko Tjandra ini levelnya memang sudah generasi 4.0, modifikasi sesuai kebutuhan, karena dari perkembangannya dapat membuat beberapa intelektual bergelar doktor dan pejabat hukum terjerat.
Ilmu hitamnya sudah modifikasi menjadi ilmu hijau, membuat mata menjadi hijau dengan imbalan fulus dan kesenangan tentunya. Para oknum yang ditengarai terlibat menjadi patuh padanya. Proses hukum dharapkan akan terang benderang bagaimana memperlihatkan bagaimana Djoko Tjandra bisa mempraktekkan hal ini.
Lalu ada yang bertanya. Bukankah jika menggunakan ilmu hitam maka akan bisa terus bebas kemana-mana. Lha, jika ilmu hitam ini sudah dimodifikasi menggunakan uang, pasti ada kadaluarsanya om. Batas waktu buronan sudah selesai, saatnya ditangkap, masuk sel.
Oh iya, terakhir, di obrolan santai, ada yang bilang begini bahwa biasanya ada ciri di tubuh bahwa seseorang menggunakan ilmu hitam. Ada yang bilang hal itu seperti jimat, atau tanda di tubuh dan sebagainya.
Dulu, ada cerita lucu-lucuan tentang seorang pejabat yang diduga memakai ilmu hitam untuk menggaet perhatian wanita yang diincarnya, dan katanya ada di giginya. Iya, katanya pejabat itu bergigi emas. Setiap gigi emas itu dilihat wanita, maka akan gampang jatuh hati. Ilmu itu menjadi pudar ketika emas di gigi itu sudah pudar, dan si pejabat sudah tak menjabat lagi.
Jadi yang benar karena gigi emas atau jabatan? Entahlah.
Jadi bagaimana dengan Djoko Tjandra? Saa tentu tidak tahu, tapi jika harus menebak, sepertinya di sulaman alisnya. Mau percaya, atau tidak silahkan, usul saya jangan percaya. Enjoy saja.
Begitu saja. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H