Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peluang Bisnis, Jika Tentara China Benar Nyuci di Kelapa Gading

26 Juli 2020   14:49 Diperbarui: 26 Juli 2020   14:39 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Tangkapan layar viral 'tentara China nge-laundry di Kelapa Gading' (IG Polres Jakut) via detik.com

Saya sangat bersyukur karena saya bisa senyum-senyum sendiri menonton video viral tentang dugaan tentara China yang sedang Laundri baju tentara mereka di Kelapa Gading.

Mungkin ada pembaca yang sudah menontonnya, kan viral, masak tidak ditonton, tapi ya sudah jika tak ditonton juga  tak apa-apa tak ada guna.

Mengapa saya bersyukur? Ya, karena saya bisa tertawa. Kesempatan dimana dopamin terlepas dari  otak dan membuat kandungan endorfin memenuhi sirkuit-sirkuit kesenangan pada otak.

Otak berespon sehingga otot wajah terdorong untuk melebar ke kiri dan kanan, bahkan mulut dapat terbuka dan orang menyebutnya dengan terbahak-bahak.

Ini adalah kesempatan langka, berbahagialah orang yang masih dapat tertawa, masih memiliki dopamine dan endorphin yang cukup serta tak membeku.

Terimakasih untuk yang membuat viralnya video laundry ini yang dengan cerdas membuat saya bisa tertawa. Dikarenakan imajinasi yang memang ngetop abis.

Di dalam video tersebut terlihat jaket tentara dideretkan dengan tempelan tulisan di dada dengan aksara yang memang mirip hanzi mandarin, lalu mengatakan bahwa inilah seragam tentara China dan nampak memprovokasi bahwa tentara itu sudah tiba di Indonesia dan bla bla bla. Saya maklum saja, mungkin imbas dari bioskop yang masih tutup.  

Akan tetapi dalam "kekaguman" saya akan imajinasi liar ini saya juga lantas mengecek kebenaran dari video tersebut. Sudah jelas, itu jaket tentara Korea, bukan tentara China. Jadi konon, konon ya, katanya Kim Jong Un yang kirim langsung dari Korea sana untuk dilaundry di Indonesia. Beh.

Jadi begini. Dari hasil investigasi (bukan imajinasi ya),  didapatkan fakta bahwa baju tersebut adalah seragam bekas tentara Korea Selatan dan itu terbukti dari aksara hangeul dari nama Kim yang tertera di seragam tersebut.

Mau perang di sini? Ya, tidaklah, lawan Korsel itu bukan disini, mau bikin drakor juga kejauhan, jadi diduga milik kolektor barang-barang atribut seragam militer asing.

Biasalah, kolektor lalu dijual jika ada yang pingin dan kabarnya komunitas peminatnya juga cukp banyak yang mencari seragam tentara asing bekas di Indonesia.

Ribuan kali video ini dishare. Jika ada yang percaya itu seragam tentara China yang ingin menyerang negeri api, maka bertobatlah. Bergabunglah dengan saya, menikmati ini sebagai sebuah lelucon segar.

Akan tetapi, mari kita sedikit bergembira di hari libur ini. Ijinkan saya menggunakan cara berpikir, bahwa benar bahwa ini adalah seragam tentara China, tetapi dengan pengecualian bahwa ini tidak ada hubungannya dengan serangan militer, tetapi minta tolong untuk dilaundry kepada binatu di Indonesia.

Wah, ini akan luar biasa sekali om dan tante semua. Maksud saya begini, dari data tentara di China itu berjumlah sekitar 2,5 juta orang, itu sudah dari darat udara lalu ke laut. Bayangkan jika satu orang tentara minimal mempunyai 2 pasang baju, maka ada 5 juta seragam yang dipunyai.

Nah sekarang kita lihat prospek usaha laundry di Indonesia. Dari beberapa referensi diaktakan usaha laundry ini baru digarap oleh segelintir orang, dengan keuntungan yang aduhay. Apalagi pasar yang baru digarap katanya baru sekitar 2 persen saja.

Nah, 5 juta seragam ini tentu akan baik meningkatkan pendapatan laundry di Indonesia, apalagi usaha laundry juga sudah kreatif, bukan baju saja, tetapi sudah juga mulai menerima sepatau bahkan helm.

Nah, sekarang hitung, berapa jumlah sepatu dan helm yang dapat menambah penghasilan laundry di Kelapa Gading, eh di seluruh Indonesia ding.

Anggap saja satu tentara punya dua pasang sepatu dengan helm sepasang, anggap saja satu biji sepatu hilang di perjalanan, masih banyak kilo yang bisa dilaundry.Ini peluang bisnis yang luar biasa kan?

Ini akan membuat UMKM kembali hidup di masa pandemi ini. Karyawan tukang cuci, tukang jemur tukang antar laundry yang sudah dipecat karena reses ekonomi akibat Covid-19 dapat dipanggil kembali karena geliat laundry semakin cepat dan berkembang hebat. Negeri kita lantas dikenal sebagai kutub dari pencucian seragam tentara dari luar negeri.

Tetapi ngomong-ngomong, jika orang ketemu cucian tentara Uganda apa akan menjadi viral tidak ya.

Kebetulan tahun lalu ada saudara yang pulang dari Uganda memberikan saya kaos berwarna militer dengan tulisan Uganda. Saya bayangkan saja, jika saya memakai seragam itu, dan ketemu orang ini, dia mungkin akan bilang "Anda adalah amta-mata Uganda, Indonesia akan diserang Uganda".

Aehh, mungkin satu-satunya alasan serangan adalah indomie telur, kata saudara, mereka suka sekali makan indomie telur.

Ah, saya kok jadi bicara ekonomi, indomie telur dan sebagainya, bukankah ini soal pertahanan dan keamanan? Hmm..heran saya, masih ada orang yang berpikir seperti itu, dan masih ada orang juga yang gampang kemakan, emangnya makanannya apa sih?

Palingan juga suka makan capcay, lalu tak punya duit juga minta barang kw buatan China juga, ketemu seragam tentara China, lalu bilang mau diserang, aehh kaco.

Eh, satu lagi. Jika tentara China itu ada di Indo, lalu lepasin seragamnya, lalu laundry, lalu mereka pake baju apa nantinya, nginap dimana, makan apa? Mikir. Betul, serius mikir, semoga dopamine endorphin anda bergerak cepat sekarang.

Selamat berlibur...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun