Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Sule dan Andre Tak Lagi Lucu?

22 Juli 2020   05:53 Diperbarui: 22 Juli 2020   06:03 3404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sule dan Andre Taulany I Gambar : [Youtube/TonightShowNet] via Suara.com

Tadi malam untuk pertama kali saya menonton penampilan Sule dan Andre Taulany di program baru mereka di salah satu stasiun televisi swasta. Kesan saya, Sule dan Andre tak lagi lucu, atau tak selucu, dan sesegar penampilan mereka di program-program yang terdahulu.

Hambar. Mungkin inilah kata yang cukup tepat menggambarkan apa yang saya nikmati. Ibarat makanan, kurang bumbu, garam dan sebagainya, meski mungkin yang tersaji tetap ayam goreng, cap cay, tetapi ya tetap tak berasa, hambar.

Saya lantas bertanya-tanya, mengapa mereka tak lagi lucu ya? Menurut saya, ada dua alasan. Pertama, mereka kehabisan materi atau memang tak memiliki tim kreatif yang sehebat dulu lagi. Ya, pelawak itu jika kehabisan materi, dan terlihat hendak memainkan materi yang itu-itu saja, ya terlihat monoton.

Padahal jika kita lihat, Sule dan Andre turun bisa dikatakan full team lah, sesudah Nunung juga diajak di program tersebt---meski Nunung juga entahlah mengapa akir-akhir ini cenderung tak aktif, alias hanya seperti memunculkan gimmick "menahan tawa" yang akhirnya juga menjadi tak lucu.

Unsur kebaruan memang dipandang penting dalam sebuah humor atau lelucon, tanpa itu penonton akan malas menyaksikan atau hanya akan bergumam "ah, ini kan sudah pernah", "ah, itu lagi, itu lagi".

Ini amat penting, jika gagal maka akan ambyar. Saya pernah membaca sebuah artikel yang membahas tentang buku yang ditulis Bergson berjudul An Essay on the Meaning of the Comic. Dalam tulisan tersebut ada sebuah kalimat menarik seperti ini.

"Seseorang tertawa karena terdapat sesuatu yang tidak diduga-duga atau tidak seharusnya demikian". Ada unsur keterkejutan dan keterbaruan di sana, dan artinya memang ada proses daya kreatif disana, bukan sekedar ekspresi tubuh.

Ini berarti menghadirkan unsur kreatif disini yang membuat keterkejutan-keterjekutan dalam materi yang lebih segar atau mengundang tawa tentu dirindukan oleh penggemar Sule dan Andre termasuk saya, namun masih belum terlihat.

Jika benar asumsi saya ini, maka Sule dan Andre bersama tim kreatifnya harus bekerja keras untuk mencarikan format materi baru yang membuat para penonton tak lagi bosan, dan akhirnya abai terhadap penampilan mereka berdua.

Materi adalah kunci. Gagal menghadirkan materi yang baru, dan hanya mengandalkan ekspresi tubuh seperti menari tak karu-karuan, apalagi menempel tepung terigu di wajah tidak akan berguna untuk mengundang tawa para penonton.

Alasan kedua adalah ekspetasi saya terhadap Sule dan Andre yang sudah terlampau tinggi. Sule dan Andre menurut saya sudah bermetamorfosa menjadi pelawak yang tak biasa-biasa saja. Beragam model acara telah diperankan keduanya dan menurut saya itu tetap terlihat apik .

Mulai dari Opera Van Java, lalu di Net TV menjadi seperti host dengan materi tawa yang berkelas dan segar, membuat saya memang menginginkan lebih dari keduanya. Apalagi sesudah mereka juga mulai aktif di channel youtube mereka dengan reality show yang bagi saya cukup berhasil.

Memang pada akhirnya menjadi terlihat biasa-biasa saja, ketika mereka akhirnya seperti kembali restart ke nol, dengan memainkan lawakan yang pernah dinikmati sebelum-sebelumnya.

Artinya yang saya harapkan memang lebih. Jangan lagi melawak dengan teknik yang sudah usang, jangan lagi menerima peran jika mirip dengan yang dulu-dulu itu, ayo cari materi program yang baru atau yang lebih segar, mungkin itu yang saya rasakan sekarang.

Saya akhirnya semakin paham tentang pendapat yang mengatakan bahwa pelawak adalah pekerjaan tersulit di dunia. Membuat tertawa semua orang adalah pekerjaan yang hampir mustahil. Itu memang benar, karena orang dengan kecerdasan dan tingkat kekreatifan yang tinggi saja yang dapat melakukannya.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa komika, pelawak itu memiliki tingkat intelegensi yang sangat tinggi.

Menyiapkan materi lawakan itu bahkan dikatakan lebih sulit daripada menyiapkan skripsi, karena harus membayangkan reaksi dari para penikmat sekaligus memadukan dengan unsur gerak yang tak mudah. Selama ini menurut saya Sule dan Andre adalah sedikit dari pelawak di tanah air yang dapat melakukan ini dengan cukup baik.

Apakah ini berarti masa Sule dan Andre telah usai?  Hati kecil saya berkata semoga hal ini jangan terjadi karena mungkin masih banyak yang ingin menikmati lawakan mereka berdua--yang berarti ya begitu,  ini  hanya soal materi atau kreatifitas.

Akan tetapi jika pada  akhirnya tetap gagal menemukan materi yang lebih segar, maka terus teraang masa Sule dan Andre sudah selesai. Bukankah demikian yang terjadi selama ini. Ada masa jaya, ada masa pada akhirnya tak populer lati. Artinya, ada waktu para pelawak lain dengan materi yang lebih segar untuk menggantikan tempat mereka.

 Kegagalan memikat penggemar dengan materi yang baru berarti harus siap digeser oleh yang baru dan lebih siap. Sebagai penggemar, saya berharap semoga saja hal ini tidak segera terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun