Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Elit Gerindra "Santuy" Soal Editan Logo Lobster Emas?

11 Juli 2020   09:17 Diperbarui: 11 Juli 2020   09:08 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture Twitter Gerindra membalas cuitan logo garuda diganti lobster (Dok. Screenshot Twitter Gerindra) via Detik

 "Terimakasih atas kiriman gambarnya. Kalau mengambil istilah anak muda jaman sekarang 'Haters Gonna Hate, No matter How Good You are'" - Akun Twitter Gerindra

Elita Gerindra pantas marah, bahkan seharusnya marah karena kejahilan warganet yang melakukan editan terhadap logo partai. Logo partai Gerindra yang seharusnya bergambar kepala burung  garuda diedit oleh orang iseng menjadi gambar lobster.

Ini membuat "perubahan"  yang dilakukan oleh orang iseng terhadap logo Partai Gerindra ini ramai diperbincangkan di media sosial.

Sebagian publik mungkin sudah membayangkan wajah politisi Gerindra seperti Habiburokhman dan Andre Rosiade yang kerap emosional, akan murka terhadap perbuatan orang iseng, tetapi ternyata ( minimal sampai saat ini), tidak.

Juru bicara Gerindra, Habiburokhman nampak santai menyikapi hal tersebut dan menganggap itu sebagai lucu-lucuan.

"Kami santai aja, anggap itu lucu-lucuan dari orang yang merasa terganggu dengan kebesaran Gerindra saat ini," kata Habiburokhman,  Jumat (10/7/2020).

Habiburokhman bahkan menambahkan bahwa  sebagai partai yang besar,  Gerindra paham bahwa akan semakin besar pula gangguan yang menerpa.

"Ibarat pohon, semakin tinggi tentu semakin besar angin yang menerpa," kata Habiburokhman. Asoy.

Mengapa sih Gerindra bersikap adem seperti ini terhadap lucu-lucuan Lobster emas ini? Ada dua jawaban yang bisa dikemukakan;

Pertama, ya  memang karena hanya lucu-lucuan dan tidak perlu ditanggapi terlalu serius.

Kerjaan tambahan Gerindra lagi sedang banyak, sehingga tidak mempunyai waktu untuk menanggapi perbuatan orang iseng.

Misalnya Ketua Umum mereka, yang menjabat Menteri Pertahanana Prabowo Subianto yang ditunjuk untuk leading sector lumbung pangan nasional, nah ini saja menyedot pikiran dan energi, daripada harus mengurus, mengusut perbuatan lucu-lucuan lobster emas ini.

Di dalam konteks ini, Gerindra sebenarnya juga perlu menjaga elektabilitas partai mereka. Mengurus hal yang receh, namun tidak meningkatkan pamor di depan publik akan berusaha dihindari oleh mereka.

Gerindra perlu memilah mana yang perlu direspon dan berguna dari sisi politik elektoral, dan mana yang tidak dan akan menghabiskan tenaga.

Kedua, Gerindra berhati-hati dalam menangani lucu-lucuan lobster emas ini.

Maksudnya seperti ini. Meski ingin marah, tetapi isu lobster ini akan dengan mudah dipolitisasi dan akan kontraproduktif bagi Gerindra sendiri.

Isu dan logo lobster emas ini jelas berkaitan dengan kursi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

Belakangan ini,  kabar miring isu lobster dan benihnya (benur) menjadi perbincangan hangat di ruang publik yang membuat perseteruan terjadi antara Gerindra dan Susi Pudjiastuti.  

Kontroversi dan debat tentang kebijakan ini nampaknya akan terus bergulir.

Dengan tidak menanggapi logo "lobster emas" ini, secara tidak langsung Habiburokhman dan rekan elit Gerindra lainnya berusaha menjaga agar kursi Edhy tetap aman.  

"Yang terpenting Pak Menteri Edhy Prabowo tidak korupsi dan tidak menyalahgunakan wewenang untuk pribadi atau kelompok. Sebaliknya saat ini beliau dianggap pahlawan oleh para nelayan," kata Habiburokhman.

Kursi Edhy Prabowo memang menjadi salah satu kursi panas yang terancam diganti seusai kebijakan lobster ini.

****

Demi kepentingan kekuasaan, setiap partai harus pandai untuk menjaga ataupun mengontrol kegaduhan di media sosial apalagi berkaitan dengan kinerja menteri yang mewakili mereka.

Ini berkaitan dengan penilaian Jokowi nantinya jika dihubungkan dengan rencana reshuffle. Jokowi tipikal yang ingin agar jajaran kabinetnya bisa bekerja dalam sunyi tanpa mengumbar kegaduhan yang tidak perlu.

Menteri yang menjadi biang kegaduhan terancam terkena palu godam reshuffle, Jokowi ingin agar noise berkaitan dengan kinerja menteri dikurangi dengan harapan agar publik melihat hasil kerja bukan kontroversi melulu.

Artinya, Gerindra memang perlu menjaga lingkungan seperti ini di sekeliling Edhy. Salah satunya dengan  merubah wajah partai yang tetap ramah terhadap komentar atau kritik dari netizen.

Seperti cuitan akun resmi Gerindra di Twitter ini, "Terimakasih atas kiriman gambarnya. Kalau mengambil istilah anak muda jaman sekarang 'Haters Gonna Hate, No matter How Good You are'" .

Referensi : 1-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun