Tak mau menyerah, sesudah kejadian ini, Acey melakukan dua hal yang tak biasa.
Pertama, Acey mengganti nama bengkelnya. Pada awalnya bernama Dian Tubbles, kali ini Acey mengganti namanya menjadi tambal ban "Selangit".
Penamaan ini bisa multitafsir, apakah Acey ingin bengkelnya kembali mendapat pemasukan "selangit" atau Acey menggunakan momen ini untuk semakin mempromosikan bengkel bannya dengan nama heboh, "Selangit".
Kemungkinan karena alasan kedua, meski beberapa orang mengatakan bahwa perubahan nama, seperti ritual untuk membuang sial.
Kedua, setelah mengganti nama bengkel, Acey lalu membuat daftar harga tambal ban dalam bentuk spanduk, dan dipampang di depan toko. Â Ukurannya cukup besar dan diletakkan di atas pintu bengkel "Selangit".
"Sudah saya pampang daftar harga di atas pintu. Sengaja saya buat besar agar jelas," ujar Acey Sucahyono, pemilik bengkel Selangit, Selasa (7/7/2020).
Rehabilitasi nama baik. Begitu kira-kira tujuan dari pemasangan daftar harga pemasangan ini. Harapannya dengan adanya daftar harga yang terpampang jelas ini, dapat menepis isu bahwa bengkel "Selangit" sengaja me-markup harga.
Di spanduk berwarna kuning dengan tulisan berwarna merah dengan stroke putih, tertulis harga tambal ban dari yang murah hingga yang paling mahal. Seperti tambal ban lunak (ban dalam) untuk mobil Rp 20 ribu dan untuk motor Rp 10 ribu.
Selaint itu tambal ban 'cacing' (tubless biasa) seharga Rp 25 ribu untuk mobil dan Rp 15 ribu untuk motor, tambal ban hot (press silicon tubeless) seharga Rp 185 ribu  dan  metode cool (press silicon rubber) dengan harga Rp 275 ribu--yang akhirnya menjadi iral di media sosial.
"Tidak ada markup harga atau kemahalan. Karena itu memang harga standar yang kita tentukan untuk konsumen," ucap Acey, kembali mengomentari alasan pemasangan spanduk bertuliskan daftar harga ini.
Sesudah dua hal tak biasa ini dilakukannya, Acey tentu berharap bengkel tambal bannya kembali ramai.