Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pesan untuk Fajrin Rasyid, Direktur Telkom Baru: Pintar Saja Tidak Cukup!

20 Juni 2020   20:54 Diperbarui: 20 Juni 2020   20:55 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajrin Rasyid I Gambar : Bukalapak via Kompas.com

Sesudah itu, jika dilihat dari rekam jejak media, Telkom juga masih tidak lepas dari dugaan tentang adanya praktek korupsi baik secara langsung atau tidak. 

Sekali lagi, pertanyaannnya adalah apakah kepintaran saja cukup untuk menangani ini semua? Tentu tidak. Persoalan yang biasa dihadapi dari anak muda kreatif saat masuk ke birokrasi adalah ingin cepat membuat perubahan, tanpa terlebih dahulu mempelajari sistim birokrasi dan membenahi yang perlu dirubah.

Itu baru satu hal, belum lagi jika dalam proses pembenahan, para pemimpin muda ini harus berhadapan dengan "mafia" atau orang-orang yang ingin mencari keuntungan dari proyek di BUMN dengan cara-cara seperti KKN.

Nampaknya, Fajrin perlu belajar dari kasus staf milenial muda yang harus mengundurkan diri karena gagal membaca dan mempelajari ini, sehingga tanpa disengaja atau disengaja, langsung atau tidak langsung terlibat di beberapa hal yang sarat dengan konflik kepentingan dengan praktek birokrasi yang keliru

Sebenarnya ketika era BUMN mulai bergerak ke arah yang lebih profesional, hal-hal seperti ini tidak terjadi, tetapi persoalannya ini masih ada. Sistim selama masih dikerjakan oleh manusia, memang masih amat rentan untuk hal-hal ini tetap terjadi.

Kuncinya memang hanya satu yaitu integritas. Sebagai anak muda yang pintar dan hebat, maka tanpa integritas maka akan sulit melakukan perubahan, bahkan jika tak hati-hati, akan gampang ditarik oleh praktek-praktek yang menyalahi hukum. 

Selama ini, BUMN-BUMN kita sering dikatakan sekarat, namun menurut saya persoalannya bukan karena BUMN kita kekurangan orang pintar dan hebat, tetapi kekurangan orang yang berani berintegritas di dalam menjalankan tugasnya.

Sebagai anak muda, publik tentu berharap banyak terhadap Fajrin. Bukan sekedar berharap agar melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, tetapi juga meninggalkan legacy, bahwa tidak ada konflik kepentingan yang terjadi dan korupsi ketika dirinya menjadi Direktur Telkom.

Sesuatu yang menjadi kekuatiran banyak pihak,  karena Bukalapak yang bergerak di e-commercing ,  bisa bersinggungan kepentingan dengan Telkom. Karena itu, Fajrin harus berani melepas jubah Bukalapaknya  jika benar akan membuat dia sulit untuk lepas dari konflik kepentingan ke depannya nanti.

Ayo Fajrin, ini kesempatan besar. Kesempatan besar untuk mengabdi pada bangsa, dan kesempatan untuk meninggalkan warisan, warisan tentang membuat sistim yang semakin baik dan lepas dari perilaku korupsi.

Jika ini bisa dilakukan, percaya, target yang dicanangkan oleh Erick Thohir pasti dengan sendirinya bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun